Final Carabao Cup 2023, Sebuah Bukti Revolusi Erik Ten Hag di Manchester United

Ket. Foto: Erik Ten Hag Manajer Manchester United (Foto/Instagram/@manchesterunited)

Bola, gemasulawesi – Erik Ten Hag manajer sekaligus pelatih asal Belanda itu membuka harapan baru Manchester United untuk kembali mengangkat trofi lagi.

Setelah cukup lama berpuasa gelar, Manchester United berharap untuk bisa memenangkan trofi pertama mereka dalam hampir enam tahun.

Mereka akan bertemu Newcastle United di final Carabao Cup di Stadion Wembley pada tanggal 26 Februari 2023.

Baca: Menang Telak 3-0, Erik Ten Hag Tak Mau Berpuas Diri

Ini adalah langkah selanjutnya dalam satu musim perkembangan positif di Old Trafford.

Seandainya Manchester United tidak kalah dalam dua laga pembukaan Liga Premier, ketika melawan Brighton dan Brentfort mungkin United akan bisa juga disebut penantang gelar sejati.

Manchester United saat ini masih bertahan di kompetisi Piala FA dan yang terbaru mereka lolos ke babak 16 besar Liga Eropa, setelah berhasil membekuk Barcelona.

Baca: Sinyal Baik Erik Ten Hag Mainkan Duet Ronaldo dan Rashford

Oleh Erik Ten Hag menyebut kemenangan atas Barca sebagai kemenangan terbesarnya, sejak tiba di klub pada bulan Mei.

Perasaan para fans Manchester United kini lebih optimis, dibandingkan akhir musim lalu dengan kekacauan yang terjadi pada klub.

Manchester United berjaya ketika diasuh oleh Sir Alex Ferguson selama 26 tahun berhasil memboyong 38 trofi. Baik dari liga premier Inggris, Liga Champions, Piala FA maupun Piala Liga.

Baca: Melalui Tangan Dingin Manager Erik ten Hag Marcus Rashford Langsung on Fire

Tetapi sejak ditinggalkan Ferguson pada 2013, Manchester United hanya bisa memenangkan Piala FA di bawah kepelatihan Louis van Gaal; Piala Liga, Liga Eropa dan Community Shield di bawah asuhan Jose Mourinho, dan Community Shield di bawah David Moyes.

Bergabungnya Erik Ten Hag ke Manchester United dan setelah melihat dari hasil kepelatihannya menunjukkan tren positif di beberapa pertandingan terakhir, para fans setia United memiliki harapan baru.

Menilik kebelakang, cara melatih Erik Ten Hag hampir mirip dengan era Sir Alex Ferguson. Dimana Ten Hag dikenal dengan sikapnya yang disiplin.

Baca: Harry Maguire Comeback, Langsung Terima Pujian Erik Ten Hag

Ten Hag tidak pandang-bulu dalam melakukan tindakan tegas bagi pemain yang melanggar aturannya.

Seperti halnya keputusan Erik Ten Hag ketika berani mencoret Marcus Rashford untuk perjalanan ke Wolves pada malam tahun baru, karena alasan tidak disiplin.

Kemudian Rashford berhasil mencetak gol kemenangan di Molineux, setelah dia masuk sebagai pemain pengganti.

Baca: Cristiano Ronaldo Mengaku Tidak Berteman dengan Gary Neville dan Wayne Rooney

Setelahnya Rashford mengatakan mengerti dan paham atas keputusan Ten Hag sebelumnya untuk menghukum dirinya.

Padahal patut diakui jika Rashford adalah salah satu pemain utama dan terbaik yang dimiliki oleh Manchester United.

Tetapi dari hukuman Erik Ten Hag tersebut membuktikan jika dirinya tidak akan segan menghukum anak asuhnya yang tidak sejalan ataupun tidak patuh dengan aturan yang dibuat.

Luke Shaw salah satu pemain Manchester United,  dalam wawancara bersama BBC Sport mengungkapkan jika Erik Ten Hag memang menetapkan standar dan aturan yang wajib dipatuhi pemain.

“Itu hanya menunjukkan seperti apa manajer itu dengan menjatuhkan salah satu pemain terbaik kami (Rashford). Itu menunjukkan standar yang dia tetapkan dan apa yang dapat anda harapkan jika anda tidak mengikutinya”

Begitupun juga saat superstar Cristiano Ronaldo mengkritik Erik Ten Hag dalam wawancara eksklusifnya bersama Piers Morgan, tak berselang lama ia segera dikeluarkan dari klub.

Di masa lalu mungkin Manchester United terkadang memihak pemain dalam perselisihan pribadi dengan manajer, namun tidak lagi untuk sekarang.

Erik Ten Hag memiliki 100% kebebasan untuk menangani masalah tim sesuai dengan keinginannya. Hal ini tentunya juga mengingatkan kembali pada masa Sir Alex Ferguson.

Tak hanya itu juga dalam kepelatihannya juga dinilai sangat modern. Baik itu tekanan tinggi, mengendalikan kepemilikan atau mendorong full-back di atas lapangan.

Ten Hag seperti yang diharapkan dari seseorang yang belajar dari Pep Guardiola di Bayern Munich, telah membawa ide-ide baru ke Old Trafford.

“Manajer ingin kami menjadi tim yang berbasis penguasaan bola,” kata Shaw

“Kami banyak bekerja dalam Latihan tentanh hal-hal taktis, tentang apa yang dia inginkan saat kami menguasai bola dan gerakan seperti apa yang dia inginkan dari semua orang” tambahnya.

Dari asuhan Erik Ten Hag menginginkan para pemainnya sebagai tim bermain menekan, sangat agresif, meski terkadang sulit dimainkan lagi.

Erik Ten Hag telah direkrut untuk melaksanakan proyek jangka panjang. Menang atau kalah melawan Newcastle, Manchester United tetaplah berkembang ke arah yang positif.

Hal ini yang tidak terlihat pada masa-masa setelah kepergian Sir Alex Ferguson. Dengan memenangkan trofi sekaligus juga akan mengonfirmasi kemajuan positif yang ada di Manchester United.

Sebab sebuah kemenangan akan akan meningkatkan optimisme dalam tim, setelah musim-musim sebelumnya telah mengalami masa keterpurukan. (*/Anisa)

 

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News

Bagikan: