Olahraga, Gemasulawesi – Kembali pecah, kali ini kerusuhan antara suporter sepak bola Indonesia dengan pihak kepolisian terjadi usai pertandingan Liga 2 antara Gresik United vs Deltras Sidoarjo, di Stadion Gelora Joko Samudra, Gresik (19/11/2023).
Diduga kerusuhan ini terjadi karena buntut panjang dari performa Gresik United yang dinilai buruk. Gresik United selaku tuan rumah, harus tumbang di tangan tim tamu Deltras Sidoarjo dengan skor 1-2.
Tak terima tim kesayangannya kalah, para suporter Gresik United meluapkan kekecewaannya kepada manajemen tim, dengan melakukan demo di depan pintu VVIP.
Baca: Harry Maguire, Bek Andal Manchester United Ini Raih Man of The Match dengan Statistik Mencengangkan!
Aksi ini kemudian mengundang para kepolisian, setelah adanya oknum suporter yang melakukan lemparan batu dan benda-benda lain di luar stadion. Demikian juga para polisi yang berusaha mengendalikan kerusuhan dengan gas air mata.
Keadaan pun semakin memanas ketika suporter Gresik United melempari batu ke bus tim tamu Deltras Sidoarjo, hingga bagian kaca belakang rusak.
“Beberapa dari penonton (suporter Gresik United) tersebut melakukan pelemparan batu dan mengenai bus dari Deltras Sidoarjo,” ucap Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom.
Dengan cepat hastag dan video-video terkait kerusuhan ini menjadi trending topic di platform X (Twitter), karena mengingatkan kembali akan kejadian Kanjuruhan.
Bahkan dalam video yang beredar, memperlihatkan juga segelintir suporter Gresik United yang memohon kepada kepolisian untuk tidak menembakkan gas air mata kepada mereka, sambil menyerukan ‘inget Arema pak!..’.
Menurut kepolisian pihaknya sudah melakukan prosedur penembakan gas air mata dengan benar. Diduga selama kurang lebih satu jam, masa yang ricuh tidak kunjung membubarkan diri, hingga akhirnya pihak kepolisian menembakan gas air mata.
“Penembakan yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur, karena tidak dilakukan didalam stadion dan juga ditempat terbuka dan sudah melalui tahapan yang sangat panjang, dimana anggota kami sudah bertahan kurang lebih satu jam dilokasi, namun dari masyarkat tidak membubarkan diri setelah kami melakukan tembakan gas air mata masyarakat bisa membubarkan diri,” jelasnya.
Akibatnya dari insiden ini, dilaporkan 7 suporter Gresik United mengalami gangguan pernafasan dan 10 pihak kepolisian luka-luka, dengan 5 diantaranya masih menjalani rawat inap akibat lemparan batu.
Pasca kejadian ini manajemen Gresik United menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat, di kompleks Stadion Gelora Joko Samudro (19/11/2023).
“Mewakili manajemen saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat, dan seluruh petugas. Sudah jangan ada lagi kekerasan di olahraga sepak bola. Mari kita introspeksi diri agar tidak saling menyalahkan,” ungkap CEO Gresik United, Gus Allan.
Sampai saat ini kepolisian masih mendalami kejadian tersebut, dengan mengumpulkan bukti-bukti yang ada baik itu rekaman video, CCTV, dan lain-lain. (*/Andini Putri Nurazizah)