Nasional, gemasulawesi – Prabowo Subianto merupakan seorang capres pada Pilpres 2024.
Prabowo Subianto juga merupakan seorang capres yang berpengalaman di dunia militer.
Pada bulan Agustus 1998, Prabowo Subianto mengakhiri perjalanan cemerlangnya dalam kemiliteran.
Pada saat itu, Dewan Kehormatan Perwira (DKP) memutuskan untuk memberlakukan sanksi administratif yang mengakibatkan pemberhentian Prabowo dari dinas militer.
DKP, yang terdiri dari sejumlah tokoh militer yang berpangkat tinggi, termasuk Letnan Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo sebagai ketua dan enam anggota lainnya yaitu Letnan Jenderal Djamari Chaniago, Letnan Jenderal Fachrul, Letnan Jenderal Yusuf Kartanegara, Letnan Jenderal Agum Gumelar, Letnan Jenderal Arie J. Kumaat dan Letnan Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono, merasa bahwa Prabowo telah melakukan sejumlah kesalahan selama masa jabatannya sebagai Danjen Kopassus.
Salah satu kesalahan yang dianggap serius adalah keterlibatannya dalam perintah operasi penculikan aktivis yang dilakukan oleh Tim Mawar, sebuah tim yang sengaja dibentuk olehnya.
Baca juga: Koleksi Kuda Mewah Prabowo Subianto: Mengungkap Hobi Unik Capres di Pilpres 2024
Prabowo, setelah menghadapi sanksi tersebut, memutuskan untuk meninggalkan Indonesia dan pergi ke Yordania.
Keputusannya ini dipengaruhi oleh perasaannya yang merasa dituduh secara tidak adil terkait dengan kasus penculikan aktivis yang terjadi antara tahun 1997 dan 1998.
Selama tinggal di Yordania, Prabowo ternyata menjalin persahabatan yang erat dengan Raja Abdullah II. Bahkan, Yordania menjadi seperti rumah kedua baginya, seperti yang diungkapkan dalam buku berjudul “Prabowo: Dari Cijantung Bergerak ke Istana” yang diterbitkan oleh Tim Kampanye Prabowo-Sandiaga.
Abdullah II menerima kedatangan Prabowo dengan tangan terbuka dan memberikannya tempat tinggal di ibu kota Amman.
Lebih dari itu, Abdullah II bahkan mengajak Prabowo untuk mengunjungi markas tentara Yordania.
Meskipun Prabowo tidak mengenakan seragam militer, Abdullah II tetap menghormatinya dengan penyambutan yang dilakukan secara militer.
Baca juga: Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Yakin Perkara Batas Usia Capres-Cawapres Akan Disidangkan Ulang
Prabowo juga menarik perhatian Wayne Downing, seorang Jenderal bintang empat yang melatih para tentara asing di Fort Benning, yang menyebut bahwa di antara tentara asing yang pernah dilatihnya, Abdullah dan Prabowo adalah yang paling menarik perhatiannya.
Persahabatan antara Prabowo dan Abdullah II ternyata telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Ustaz Sambo, seorang guru spiritual Prabowo, menyaksikan eratnya hubungan ini.
Ia pertama kali diperkenalkan kepada Prabowo oleh mendiang Sekretaris Jenderal PKS, Taufik Ridho. Sambo mengungkapkan bahwa Prabowo tinggal di flat sewaan untuk beberapa waktu, tetapi setiap hari satu unit mobil kerajaan dengan sopir berlatar belakang militer dikirimkan oleh Abdullah II untuk mengantarkan Prabowo ke mana pun ia pergi.
Salah satu tugas Prabowo di Yordania adalah melatih Pasukan Elite Yordania, yang setara dengan Kopassus, atas permintaan langsung Pangeran Abdullah II.
Namun, tidak semua waktu di Yordania dihabiskan untuk urusan militer.
Menurut Ustaz Sambo, Prabowo juga menghabiskan waktu untuk memperdalam pengetahuan agamanya.
Ia belajar mengaji dan membaca huruf-huruf Alquran, dimulai dari Iqra’, dari tahun 1998 hingga 1999.
Prabowo juga menjelaskan bahwa Yordania memberikan kenyamanan dan ketenangan yang sangat berarti bagi dirinya ketika situasinya di Indonesia tidak nyaman.
Baca juga: Mardani Ali Sera Khawatir Makan Siang dengan Para Capres dengan Joko Widodo Hanya Cuci Piring
Ternyata, Prabowo dan Abdullah II memiliki kesamaan latar belakang pendidikan militer, mereka sama-sama belajar di Fort Benning, Amerika Serikat. (*/Riski Endah Setyawati)