Nasional, gemasulawesi – KH Hisyam Abdul Karim, yang lebih dikenal sebagai Mbah Hisyam atau Hisyam Kalijaran adalah seorang ulama yang memiliki karisma dan pengaruh besar di Banyumas, terutama di Purbalingga, Jawa Tengah.
Mbah Hisyam dikenal sebagai kakek dari istri capres Ganjar Pranowo yaitu Siti Atikoh.
Mbah Hisyam lahir dan besar di Purbalingga, dan perjalanan spiritualnya sebagai seorang ulama dimulai dengan kerasnya perjuangan.
Baca juga: Anwar Usman Bantah Lobi-Melobi dalam Putusan Kontroversial Perkara Batas Usia Capres-Cawapres
Ia menghabiskan empat tahun pertama di bawah bimbingan Al Mukarom Syeikh KH Muhammad Zuhdi di Ponpes Randegan, Banyumas.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya selama delapan tahun di Ponpes Jampes, Kediri, Jawa Timur, di bawah asuhan Syeikh KH Muhammad Dahlan.
Setelah menuntut ilmu selama belasan tahun, pada tahun 1929, Mbah Hisyam pulang ke Purbalingga dan mendirikan Pondok Pesantren Sukawarah Roudlotus Sholichin di Desa Kalijaran.
Baca juga: Anwar Usman Bantah Lobi-Melobi dalam Putusan Kontroversial Perkara Batas Usia Capres-Cawapres
Hingga saat ini, Pondok Pesantren Kalijaran terus beroperasi dan menjadi tempat pendidikan yang penting bagi masyarakat di Banyumas Raya.
Saat ini, ponpes ini diasuh oleh salah satu putranya, KH Ahmad Musta’id Billah.
Setelah wafatnya Mbah Hisyam pada 12 Januari 1989, anak-anak dan cucunya meneruskan pengelolaan dan pengasuhan Pondok Pesantren Kalijaran.
Baca juga: Anwar Usman Bantah Lobi-Melobi dalam Putusan Kontroversial Perkara Batas Usia Capres-Cawapres
Mereka menjaga tradisi dan karisma spiritual Mbah Hisyam yang tak terlupakan oleh masyarakat setempat.
Pondok Pesantren Kalijaran kini bahkan memiliki sekolah formal setingkat SMA.
Ponpes ini terkenal dengan kegiatan pengajian hari Sabtu atau Setuan, yang telah berlangsung sejak zaman Mbah Hisyam.
Baca juga: Ganjar Pranowo Prediksi Dua Pasangan Capres-Cawapres Bersaing Ketat di Pilpres 2024
Salah satu ajaran penting yang ditanamkan oleh Mbah Hisyam adalah nilai pentingnya menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat.
Ia juga aktif mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menggunakan Pondok Pesantren Kalijaran sebagai tempat pengkaderan para pejuang.
Selain itu, Mbah Hisyam juga aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan pernah menjadi Rais Syuriah NU di Purbalingga selama tiga periode antara tahun 1973 hingga 1983.
Jejak ini juga diikuti oleh salah satu putranya, Ahmad Moesoddiq Supriyadi, yang juga terlibat dalam politik dan pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Purbalingga serta anggota MPR RI.
Meskipun tidak semua anak dan cucu Hisyam Abdul Karim terlibat dalam Pondok Pesantren Kalijaran, namun pengaruh dan warisan spiritual Mbah Hisyam tetap terjaga kuat di masyarakat setempat.
Siti Atikoh, cucu Mbah Hisyam adalah salah satu anggota keluarga yang terkenal dan kakaknya, Nurul Hidayah, juga berkecimpung dalam dunia politik dan menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Baca juga: Anwar Usman Bantah Lobi-Melobi dalam Putusan Kontroversial Perkara Batas Usia Capres-Cawapres
Mbah Hisyam adalah contoh ulama karismatik yang berkontribusi besar dalam pendidikan, agama dan perjuangan kemerdekaan Indonesia, serta pengabdian keluarganya dalam melestarikan warisannya. (*/Riski Endah Setyawati)