Mobil Listrik Menjadi Sorotan di KTT ASEAN ke-42: Pengemudi Bangga Ikut Ambil Bagian

waktu baca 3 menit
Mobil listrik yang digunakan dalam KTT ASEAN di Labuan Bajo (Foto/Kemenparekraf)

Nasional, gemasulawesi – Pada ke-42, menjadi salah satu topik utama, pengemudi yang ditugaskan pun merasa bangga ikut ambil bagian dalam perayaan tersebut.

, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi saksi kehadiran ratusan unit kendaraan listrik atau Electronic Vehicle (EV) dalam mendukung kelancaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42.

Baca Juga : BMW iX, Mobil Listrik Premium dengan Spesifikasi Unggul untuk Delegasi KTT ASEAN

Penggunaan kendaraan listrik ini dipandang sebagai upaya nyata mendukung keberlangsungan konferensi internasional yang berkelanjutan.

Sebuah kesempatan langka bagi para pengemudi seperti Dewa Made, seorang pemuda asal Bali yang berbahagia bisa turut serta dalam acara internasional tersebut.

Baca Juga : Meluncur Megah, 50 Wuling Air EV dengan Livery Khusus Siap Memimpin Sebagai Kendaraan Resmi Mitra KTT ASEAN 2023

“Saya merasa sangat bangga dan bersyukur, tidak hanya untuk menambah pengalaman dan menjelajahi , tetapi juga untuk mempromosikan di hadapan dunia,” ucap Dewa Made dengan senyum lebar di wajahnya, saat ditemui di Bintang Flores Hotel, tempat delegasi ASEAN tinggal selama kegiatan berlangsung.

Sebagai salah satu pengemudi kendaraan listrik, Dewa Made berperan penting dalam memastikan kelancaran mobilitas delegasi ke-42.

Baca Juga : KTT ASEAN 2023: Dari Perdana Menteri Kamboja sampai Presiden Filipina Dijemput Pakai BMW iX

Tugas yang diemban olehnya sangatlah mulia dan menunjukkan keseriusan dalam mengurangi emisi karbon serta mendorong perkembangan teknologi ramah lingkungan.

Ternyata, tugas menjadi pengemudi di acara internasional bukanlah pengalaman baru bagi Dewa Made.

Sebelumnya, ia juga pernah menjadi bagian dari KTT G20 2022 di Bali sebagai pengemudi kendaraan.

Baca Juga : Ratusan Hyundai Ioniq 5 Listrik Siap Mengaspal di Labuan Bajo!

Tak heran jika Dewa merasa bangga dan bahagia bisa dipercaya kembali untuk mengemudikan kendaraan di 2023.

“Dalam KTT G20 2022, saya juga diberi kesempatan untuk menjadi pengemudi. Sehingga, saya bersama 90 driver lain dari Bali, ditugaskan kembali di 2023,” ungkap Dewa.

Baca Juga : BPBD Tetapkan Masa Transisi Tiga Bulan Pasca Banjir Torue

Peningkatan kontribusi energi terbarukan menjadi 23 persen pada 2025 telah disepakati oleh negara-negara anggota ASEAN, dan semakin menunjukkan keseriusan mereka dalam mengurangi dampak emisi karbon dan mendorong perkembangan teknologi ramah lingkungan.

Dengan posisi keketuaan ASEAN 2023, diharapkan bisa memainkan peran penting dalam mendorong negara-negara anggota untuk lebih agresif melakukan transisi energi.

Sama seperti semangat yang ditunjukkan pada saat Presidensi G20 tahun lalu, di mana transisi energi menjadi isu prioritas.

bisa menjadi teladan bagi negara-negara ASEAN dalam mewujudkan visi masa depan yang rendah karbon.

Seperti diketahui, Isu transisi energi semakin menjadi perhatian global dalam beberapa dekade ke depan dan menjadi komitmen komunitas internasional.

, dengan potensi sumber daya energi terbarukan yang melimpah, bisa memainkan peran yang lebih besar dalam transisi energi di tingkat regional.

Sebagai Keketuaan ASEAN 2023, bisa menjadi teladan dalam transisi energi di kawasan Asia Tenggara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, telah mengungkapkan ASEAN Leaders' Declaration on Developing Regional Electric Vehicle Ecosystem sebagai inisiatif pertama yang akan menjadi panduan bagi kerja sama dan kolaborasi dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang aman, efisien, dan berkelanjutan di Kawasan ASEAN.

telah menyusun roadmap dalam renewable energy, digital, dan Electric Vehicle (EV) yang akan dikombinasikan dengan energi terbarukan, baik itu berbasis hydro atau solar energy.

ke-42 yang diadakan di , Nusa Tenggara Timur, dihadiri oleh delapan pemimpin negara, termasuk Sekjen ASEAN, dan Perdana Menteri Timor Leste.

Mereka akan membahas sejumlah isu kepentingan bersama ASEAN, termasuk transisi energi yang menjadi fokus utama dalam pembangunan masa depan yang berkelanjutan. (*/YN)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News

 


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.