MotoGP, gemasulawesi – Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha Motor memberi alasan yang kuat, untuk menjaga mesin Yamaha agar tetap prima dalam musim Kejuaraan Dunia MotoGP.
Setelah mundurnya Suzuki dari kompetisi MotoGP, Yamaha adalah satu-satunya pabrikan yang menggunakan mesin 1000cc in-line di Kejuaraan Dunia MotoGP.
Semenjak pabrikan Jepang itu menandatangani kontrak dengan perusahaan motor, Luca Marmorini setahun yang lalu.
Baca: Joan Mir Raih Juara Dunia MotoGP 2020
Untuk membuat mesin YZR-M1 milik Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli kembali kompetitif, bisa secepat mungkin.
Spekulasi terus bermunculan di Yamaha akan menggarap konsep V4 untuk tahun 2024. Karena Luca Marmorini telah terlibat dengan mesin V4 di Formula 1 sepanjang kariernya.
Namun mengutip wawancara Lin Jarvis bersama Speedweek, dia meyakini bahwa perubahan konsep sebelum musim 2027 tidak mungkin dilakukan.
Baca: Rekomendasi Mesin Cuci Bukaan Depan yang Praktis
“Saya tidak bisa membayangkan itu. Karena merupakan tugas besar untuk merancang, mengembangkan, dan memproduksi mesin V4 1000cc untuk Kejuaraan Dunia MotoGP dari awal” kata Jarvis.
“Jika kita merencanakan peraturan baru untuk lima tahun dari 2027 hingga 2031, mungkin masuk akal” tambahnya.
Lin Jarvis sendiri mengungkapkan jika tim Yamaha belum memutuskan ke arah mana yang akan mereka tuju. Karena regulasi tekniknya belum fix.
Baca: Mampukah Joan Mir Raih Titel Juara Dunia MotoGP 2020?
Akan diputuskan pada tahun 2023, setelah itu mereka punya waktu selama empat tahun untuk mengembangkannya.
Melalui teknologi baru, tim Yamaha meyakini bahwa akan memiliki kesempatan yang sama untuk mesin baru MotoGP seperti kompetitor lainnya. Tetapi Yamaha tak ingin berburu-buru.
Sebab itu tidak akan membatalkan konsep untuk tahun 2024, karena mesin sport (R6 dengan 600cc dan R1 dengan 1000cc) akan dijual dengan mesin in-line juga.
Baca: Jangan Salah Penempatan Lagi! Ini Dia Cara Meletakkan Mesin Cuci yang Benar
“Ini akan menjadi keputusan yang sangat berani dan jauh jangkauannya, jika kita melakukan ‘rekayasa ulang’ sekarang”
“Kami pikir lebih masuk akal untuk melanjutkan dengan desain mesin yang kami ketahui secara luar dalam” ujar Lin Jarvis penuh penekanan.
“Kami yakin bahwa kami masih akan menemukan kapasitas pengembangan yang besar dengan Inline-Four kami”
Baca: Suzuki S-Presso 2023, Mesin Baru Tingkat Keamanan Lebih Lengkap!
Setelah Suzuki tak lagi bertanding di MotoGP, hanya Yamaha sebagai pabrikan dengan mesin in-line. Hal ini oleh Lin Jarvis dianggap sebagai salah satu keuntungan.
“Sekarang saya selalu mendengar ‘Suzuki sudah tidak ada’. Saya kemudian ingin menjawab ‘Ya, kami adalah satu-satunya yang memiliki keuntungan ini”
Patut diketahui bahwa Suzuki telah memenangkan dua dari tiga balapan terakhir dengan menggunakan GSX-22 yang dikendarai oleh Alex Rins.
Tak hanya itu saja dalam tiga tahun terakhir, dua dari tiga Kejuaraan Dunia MotoGP dengan mesin in-line dimenangkan oleh Joan Mir dari Suzuki pada tahun 2020 dan Fabio Quartararo dari Yamaha tahun 2021.
“Jadi anda tidak bisa mengatakan bahwa mesin in-line tidak kompetitif, bahwa kami kalah” ugkap Lin Jarvis.
Sebab Yamaha juga finish di posisi kedua pada Kejuaraan Dunia MotoGP pada tahun 2020 bersama Franky dan di tahun 2022 bersama Fabio dengan M1.
Tim Yamaha masih percaya pada konsep mesin yang dimiliki dan saat ini mereka berusaha melangkah ke arah yang lebih jauh.
“Saya tidak bisa membayangkan perubahan jangka pendek”
“Karena jika kami beralih ke mesin V4 sekarang, kami akan memiliki kerugian yang jelas di awal. Kami akan tertinggal, karena sebagian besar kompetisi memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun” tegas Lin Jarvis. (*/Anisa)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News