Internasional, gemasulawesi – Seorang pakar, Dr Akram Al Deek, menyatakan jika pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu, di Berlin, beberapa petugas polisi Jerman membubarkan massa pro-Palestina dan memastikan bahwa orang-orang tidak lagi meneriakkan “Free Palestine’.
Dr Akram Al Deek mengakui jika adegan tentang Palestina itu mengingatkannya pada film terkenal Jerman di tahun 1999, Sonnenallee.
Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, mengatakan di tanggal 12 Oktober 2023, bahwa 2 drone tempur bersenjata Heron dikirim dalam 1 hari untuk digunakan oleh pasukan dan kapal perang Israel.
Jutaan euro telah dibayarkan bulan ini sebagai bantuan tambahan untuk membantu Israel dalam pemboman dan invasi ke Jalur Gaza.
Lebih dari satu setengah milyar telah dibayarkan sebagai kompensasi bagi para penyintas Holocaust.
Selama beberapa minggu terakhir setelahnya, polisi Berlin berpatroli, mengintimidasi dan menangkap penutur bahasa Arab di wilayah Sonnenallee yang merupakan rumah bagi salah satu komunitas Palestina terbesar di Eropa.
“Saya telah membaca kesaksian dan melihat video intimidasi, penghinaan yang ditargetkan dan ancaman pemecatan terhadap siapa pun yang menyatakan dukungan terhadap rakyat Palestina,” katanya.
Beberapa minggu yang lalu, Asosiasi Buku Arab di Mesir daan Pameran Buku Sharjah di Uni Emirat Arab menarik diri dari Pameran Buku Frankfurt tahun ini.
Mereka diketahui menyerukan agar peran budaya dan buku dalam mendorong dialog dan pemahaman antar manusia harus ditonjolkan.
Anti-Semitisme adalah masalah Eropa yang diakibatkan oleh peminggiran dan pembunuhan orang-orang Yahudi selama 2.000 tahun terakhir.
Isu ini tidak dimulai di tahun 1896 dengan berdirinya gerakan politik Zionisme dan akibat Nakba Palestina di tahun 1948.
“Jerman harus mengizinkan protes damai untuk mendukung kebebasan Palestina dan juga melegalkan ekspresi solidaritas dengan menggunakan simbol dan slogan Palestina,” ujarnya.
Al Deek menegaskan mereka harus mematuhi undang-undang demokratis dan memastikan bahwa sejarah tidak terlulang kembali.
“Karena tidak ada seorang pun yang menginginkan Auschwitz terjadi lagi di Gaza atau dimanapun,” tandasnya. (*/Mey)