Kendari, gemasulawesi – Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, menyatakan jika berdasarkan data, target penanaman bulan Juni di Sulawesi Tenggara bila dihitung menurut hasil panen yang lalu mengalami kenaikan yang luar biasa.
Menurut Suwandi, semua percepatan tanam sekitar 7.500 hektare menjadi 17.700 hektare.
Suwandi juga meminta Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara untuk melakukan percepatan tanam.
Dalam keterangannya hari ini, 9 Juni 2024, Sulawesi Tenggara mempunyai potensi yang besar, yaitu lahan bahan baku sawah sekitar 82 ribu hektare.
“Itu sesuai dengan arahan menteri agar dilakukan percepatana tanam,” katanya.
Dia mengatakan jika sesuai dengan arahan agar segera lakukan percepatan tanam, sehingga apabilan panen di bulan lalu, maka selanjutnya penanaman dilakukan di bulan Juni.
“Sehingga jarak dari panen ke tanam hanya berkisar paling lama 2 minggu atau 14 hari,” terangnya.
Dikutip dari Antara, dalam melakukan percepatan, diperlukan adanya upaya-upaya dari Distanak.
“Dikarenakan pastinya akan ada banyak kendala, misalnya masalah air, alat mesin, benih dan juga masalah pupuk, serta yang lainnya,” ujarnya.
Dia menambahkan sekarang ini, bantuan yang dikirim ke Sulawesi Tenggara telah beberapa, yakni 56 unit pompa, 29 unit traktor roda 4 dan 126 unit traktor roda 2.
Suwandi mengungkapkan untuk ke depannya masih diberikan kesempatan untuk mengalami penambahan yang sesuai dengan perluasan areal tanam, irigasi perpompaan dan juga pompanisasi.
Terkait percepatan tanam, dia menerangkan di Konawe juga melakukan percepatan tanam 6.000 hektare dari yang sebelumnya 1.500 hektare.
“Dan di Kolaka Timur juga naik menjadi 5.000 hektare dan Bombana juga mengalami kenaikan yang sama,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Distanak Sulawesi Tenggara, La Ode Muh, Rusdin Jaya, menyebutkan untuk mengoptimalkan percepatan tanam, pihaknya dengan melalui bidang penyuluhan, selalu mengedukasi petani untuk meninggalkan kebiasaan lama dengan pola 1278.
Dia memaparkan bahwa pola 1278, yaitu bulan 1 diolah kemudian bulan 2 ditanam, lalu pada bulan 7 kembali mengolah dan bulan 8 yang membuat produksi menjadi berkurang.
Lebih lanjut, menurutnya, peran para penyuluh pertanian sangat penting dalam hal merubah kebiasaan tanam para petani yang tersebar di kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Dia menyatakan para penyuluh selalu mengedukasi petani, terutama di 4 sentra, yakni Konsel, Kolaka, Konawe dan Bombana, dengan melalui pendekatan sekolah lapang yang telah dilakukan selama 2 tahun.
“Saat ini juga ada program petani milenial untuk menumbuhkan potensi wirausaha anak muda di bidang atau sektor pertanian,” tuturnya. (*/Mey)