Berita parigi moutong, gemasulawesi– Akibat luapan Sungai Alupote Desa Kasimbar Kabupaten Parimo Sulawesi Tengah (Sulteng), merendam tiga hektar sawah warga.
Luapan air Sungai Alupote Parimo Sulteng, akibat tanggul jebol setelah hujan deras selama beberapa jam di wilayah itu.
“Lahan sawah Kelompok Tani lumbung Sari II Desa Kasimbar yang terendam kurang lebih 3 hektar,” ungkap Kepala UPTD Penyuluh Kecamatan Kasimbar Parimo, I Wayan Wardika SP, di Kasimbar, Sabtu 4 Juli 2020.
Ia mengatakan, akibat luapan air sungai, persawahan yang sudah di tanami padi berpotensi mengalami kerusakan.
Melihat kondisi saat ini lanjut dia, kelompok tani wilayah Kecamatan Kasimbar masih memerlukan irigasi tersier dan damparit untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Info Corona Sulteng Teraktual, Tambah Dua Pasien Sembuh
Hingga saat ini, belum diketahui berapa jumlah kerusakan materil yang dialami petani akibat kejadian ini.
Sebelumnya, Anleg Fraksi Nasdem Parigi moutong (Parimo) juga tinjau ratusan hektar sawah warga di wilayah Sausu, yang gagal tanam akibat dihantam banjir akibat derasnya curah hujan di Parigi moutong.
Dampak banjir tahunan tersebut berakibat fatal bagi sektor perekonomian warga, Ummi Kalsum memperkirakan ratusan juta kerugian materil harus ditanggung warga.
“Kondisi warga sejak pandemi saja sudah sedemikian sulit, ditambah dengan banjir merendam sektor pertanian dan perkebunan warga tentu makin menyusahkan perekonomian,” ungkapnya prihatin, di DPRD Parimo, Senin 29 Juni 2020.
Lanjut Ummi, terkait irigasi tanggul jebol sudah coba dikomunikasikan dengan pihak Balai sungai dan sudah mendapatkan respon. Hanya saja kata dia, respon itu belum ditindak lanjuti dengan peninjauan pihak Balai sungai.
“Saya harap responnya bisa lebih baik lagi, dengan melakukan peninjauan dan bisa secepatnya memberikan solusi. Karena irigasi itu menjadi salah satu penunjang utama pertanian sawah warga di wilayah sausu,” terangnya.
Terkait itu Anleg fraksi Nasdem, Ummi Kalsum sebut normalisasi sungai sausu sebagai solusi antisipasi banjir tahunan di kecamatan Sausu Kabupaten Parigi moutong.
Normalisasi sungai sausu induk sendiri menurutnya, harus melalui kebijakan pusat, mengingat kebutuhan anggaran normalisasi sungai diperkirakan cukup besar.
Hasil tinjauannya di lokasi persawahan dan perkebunan warga sejumlah sawah dan perkebunan tergerus oleh besarnya debit air yang meluap saat terjadi hujan deras.
“Sangat memprihatinkan, Petani terancam kehilangan mata pencahariannya akibat lahan mereka tergerus oleh sungai yang meluap,” tuturnya.
Ada ratusan hektar sawah yang baru disemai oleh petani terendam banjir, petani ditaksir mengalami kerugian ratusan juta rupiah akibat itu.
Selain persoalan lahan pertanian dan perkebunan warga, banjir itu juga merusak sarana infrastruktur lainnya seperti jembatan penghubung.
Keberadaan jembatan penghubung itu sangat penting karena menjadi satu satunya akses yang digunakan petani untuk membawa hasil pertaniannya.
“Kalau jembatan itu tidak bisa digunakan petani terancam tidak bisa menjual hasil tani atau hasil kebunnya. Luar biasa dampak banjir tahunan ini terhadap penghasilan warga setempat,” jelasnya.
Untuk itu melalui DPRD dia berencana menyuarakan aspirasi petani dari wilayah terdampak banjir agar bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah atau instansi terkait.
Laporan: Muhammad Rafii