Berita parigi moutong, gemasulawesi– Akibat dari banjir di Desa Boyantongo Kecamatan Parigi Selatan, Parigi Moutong Sulawesi Tengah, tujuh rumah hilang dan puluhan jiwa mengungsi.
“Tidak ada korban jiwa,” ungkap Kepala Badan Bencana Daerah (BPBD) Parimo, Aziz Tombolotutu dalam rilisnya.
Ia mengatakan, sampai dengan Minggu 12 Juli 2020, sudah tujuh rumah warga Desa Boyantongo, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang hilang terseret banjir.
Sesuai data yang diperoleh, selain tujuh rumah hilang, masih ada 12 rumah warga yang dilaporkan terancam hilang akibat luapan air sungai Boyantongo yang membawa tumpukan kayu.
Dari pantauan, air sungai terus mengikis hingga mendekati pemukiman warga. Akibatnya, selain rumah, dua unit tower air dan MCK sudah hanyut terbawa air. Adapun kerugian materil akibat bencana tersebut mencapai ratusan juta rupiah.
Sekadar diketahui, banjir di sungai Boyantongo sudah dua malam berturut-turut sejak Sabtu 11 Juli 2020. Hingga, Minggu kemarin. Dua dusun yang saat ini terancam yakni dusun I (satu) dan IV (empat). Adapun yang menjadi kebutuhan warga antara lain logistik dan alat berat.
“Alat di butuhkan untuk normalisasi,” tutur Rais, salah seorang warga Boyantongo.
Sebagian warga yang terancam, sudah perlahan-lahan membongkar rumahnya masing-masing, karena khawatir terseret derasnya air sungai yang disertai material gelondongan kayu.
“Pemerintah harus melakukan penanganan cepat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak inginkan. Tidak ada warga yang jadi korban,”tegasnya.
Sementara itu, terkait abrasi akibat banjir, tujuh rumah warga di Dusun Tiga Desa Olobaru Kecamatan Parigi Selatan, Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah (Sulteng) terancam hanyut.
“Tujuh rumah itu berada pada salah satu titik dari lima titik ancaman longsor akibat abrasi aliran sungai deras,” ungkap Kepala Desa Olobaru, Arnold di Desa Olobaru, Minggu 12 Juli 2020.
Ia mengatakan, tujuh rumah yang terancam hanyut itu berada di Dusun Tiga Desa Olobaru Parigi Moutong.
Titik di Dusun Tiga ini yang sangat mengkhawatirkan. Alasannya, bibir sungai hanya berjarak sekitar 20 meter dari jalan desa serta fasilitas umum milik desa lainnya.
Ia menjelaskan, apabila tidak ada upaya sedini mungkin untuk melakukan tindakan pencegahan. Maka, dikhawatirkan akan sangat merugikan warga serta membuat kerugian materil untuk desa.
“Saat ini, kami berserta warga lainnya bahu membahu membuat semacam tumpukan batu dalam karung. Sebagai upaya membelokkan aliran sungai agar tidak langsung menuju ke arah pemukiman warga,” urainya.
Ia mengakui, sudah melakukan komunikasi dengan BPBD dan Wakil Ketua I DPRD Parigi Moutong, Faisan Badja terkait ancaman air sungai dekat dengan pemukiman warga.
Dari hasil komunikasi itu, BPBD Parigi Moutong akan segera menerjunkan alat beratnya ke lokasi di titik rawan Desa Olobaru.
Selanjutnya, koordinasi ke DPRD Parigi Moutong terkait usulan pembangunan bronjong di lima titik. Tujuannya, untuk mencegah kerusakan lebih parah akibat gerusan air sungai.
“Struktur tanah di Desa ini sangatlah labil. Pasalnya, bukan struktur tanah yang baik, melainkan kebanyakan dari unsur pasir. Jadi, sangat mudah untuk tergerus air sungai yang deras,” jelasnya.
Dari peninjauan di lapangan, terlihat tujuh rumah warga di pinggiran bantaran sungai hanya tinggal berjarak satu meter saja dari bibir sungai.
Dikhawatirkan, pada malam hari terjadi hujan deras di pegunungan, maka dipastikan aliran sungai akan deras. Dan akan makin memperparah pengikisan tanah bibir sungai.
Sementara itu, Sekretaris BPBD Parigi Moutong Nyoman Adi mengatakan, pihaknya sementara ini berkoordinasi ke OPD lainnya untuk mencari alat berat yang tersedia. Pasalnya, seluruh alat berat sudah dikerahkan ke titik banjir dan rumah hanyut di Desa Boyantongo.
“Kami sebenarnya sudah melakukan pemantauan ke Desa Olobaru pada pagi hari,” tuturnya.
Ia melanjutkan, begitu sudah mendapatkan alat berat yang tersedia, pihaknya akan langsung mengerahkan ke Desa Olobaru.
Kemudian, Wakil Ketua DPRD Parigi Moutong Faisan Badja yang dikonfirmasi via telfon mengatakan, usulan warga Desa Olobaru untuk segera dibangunkan bronjong penahan tanah di bibir sungai sudah diterima.
“Kami akan menindaklanjutinya sesegera mungkin, bersamaa dengan permintaan Pemdes Olobaru beberapa waktu lalu. Namun, yang terpenting kami telah menghubungi BPBD Parigi Moutong untuk segera menurunkan alat beratnya,” jelasnya.
Diketahui informasi terakhir, BPBD Parigi Moutong sudah mendapatkan alat berat yang tersedia, untuk diturunkan ke lokasi rawan longsor akibat gerusan air sungai di Desa Olobaru.
Laporan: Muhammad Rafii