Pesisir Selatan, gemasulawesi – Menurut laporan, Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, menyatakan kerugian yang diderita karena bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Pesisir Selatan diprediksi mencapai 1 triliun rupiah.
Mawardi Roska, yang merupakan Kepala Pelaksana Harian BPBD Pesisir Selatan, menyebutkan jika berdasarkan data yang telah masuk dan dianalisis, maka kerugian aset daerah Kabupaten Pesisir Selatan dan harta benda milik masyarakat diperkirakan mencapai angka tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Mawardi Roska dalam rapat evaluasi tanggap darurat tahap I dan langkah-langkah kegiatan untuk masa tanggap darurat tahap II yang diadakan di Painan.
Mawardi memaparkan jika kerugian tersebut mencakup kerusakan dari sarana prasaranan negara atau daerah, seperti jalan, sekolah, jembatan dan fasilitas air minum.
“Serta harta benda milik masyarakat, seperti misalnya rumah, ternak, tambak dan juga lahan pertanian,” terangnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Pesisir Selatan, menyampaikan jika hingga kini pendataan masih terus dilakukan secara bertahap, serta nantinya hasilnya akan disampaikan kepada pemerintah.
Di sisi lain, Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar, memberikan indikasi jika masa tanggap darurat di Pesisir Selatan akan diperpanjang dikarenakan masih banyak korban yang membutuhkan bantuan.
Rusma mengungkapkan jika masih ada 4 orang yang hingga kini belum ditemukan.
Selain itu, Rusma menuturkan jika banyak rumah yang juga belum dapat dihuni kembali karena masih terdapat material atau sedimen banjir yang juga belum dibersihkan, serta proses pendataan yang masih terus berlanjut.
Baca Juga:
Memasuki Pertengahan Bulan Ramadhan, Pedagang Baju Bekas Mulai Bermunculan di Sumenep
Dalam kesempatan tersebut, Rusma menekankan jika perpanjangan masa darurat diperlukan agar nantinya proses rehabilitasi dapat dilakukan dengan menggunakan semua sumber daya yang tersedia.
“Selain itu, juga dengan proses rekonstruksi,” imbuhnya.
Diketahui jika kerugian paling besar yang terjadi termasuk dengan 53 rumah yang rusak berat, 2.749 rumah yang rusak sedang, serta 7.048 rumah yang rusak ringan.
Dilaporkan jika ribuan ternak mati, termasuk dengan 666 ekor sapi, 2.487 ekor kerbau, 357 ekor kambing, 36.257 ekor ayam dan juga sekitar 19.201 ekor itik. (*/Mey)