Denpasar, gemasulawesi – Dinas Kesehatan Bali menanggapi kasus DBD yang menimpa wisatawan mancanegara yang berasal dari Queensland, Australia, saat sedang berlibur ke Bali.
Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit atau P2P Dinas Kesehatan Bali, I Gusti Ayu Raka Susanti, mengungkapkan jika pihaknya lebih memfokuskan pada pencegahan.
“Sehingga kami menyarankan para wisatawan untuk melakukan vaksinasi DBD jika masuk ke daerah endemis, meski sebenarnya program ini belum wajib,” ujarnya.
Raka menyatakan iika harapannya adalah wisatawan akan lebih waspada selama berlibur di Bali, sehingga selama berwisata dia tetap sehat.
“Melakukan vaksinasi demam berdarah adalah salah satu upaya untuk membentengi diri,” katanya.
Raka menambahkan jika vaksinasi DBD juga tidak hanya dilakukan oleh wisatawan, namun, sebaiknya juga dilakukan oleh masyarakat Bali.
Dalam keterangannya kemarin, 20 April 2024, Raka mengakui jika Dinas Kesehatan Bali tidak mempunyai data khusus jumlah wisatawan yang ikut terkena DBD.
“Namun, jika ditotalkan jumlah keseluruhan angka DBD di Bali cukup tinggi,” ucapnya
Raka menyatakan jika total kasus DBD dari bulan Januari hingga bulan April 2024 sekitar 4.177 kasus dengan 5 orang yang meninggal dunia.
Mengenai vaksinasi demam berdarah, Raka menyatakan karena masih belum masuk ke program wajib, maka masih berbayar.
“Jika tidak salah sekitar Rp 400.000,00 sekali suntik dan untuk masyarakat yang menginginkannya dapat menuju ke fasilitas kesehatan yang telah menyediakannya,” terangnya.
I Gusti Ayu Raka Susanti juga memaparkan jika vaksinasdi demam berdarah dapat untuk bayi hingga lansia.
Sebelumnya, diketahui jika wisatawan asal Australia dinyatakan positif DBD saat sedang berada di Ubud, Gianyar, yang disebutkan I Gusti Ayu Raka Susanti termasuk ke dalam 3 kabupaten paling tinggi untuk kasus DBD dari tahun ke tahunnya.
“Untuk 2 kabupaten yang lainnya adalah Denpasar dan juga Badung,” jelasnya.
Raka menuturkan jika ketiga daerah tersebut mempunyai mobilitas yang padat sehingga angka DBD juga tinggi.
“Khususnya saat di musim penghujan yang terjadi di bulan Januari hingga April,” paparnya. (*/Mey)