Bengkulu, gemasulawesi - Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan kontes Miss Waria yang kembali digelar di Lebong, Bengkulu.
Kontes Miss Waria ini menarik perhatian banyak orang karena adanya sejumlah anak-anak di bawah umur yang ikut menonton acara tersebut hingga selesai.
Keberadaan anak-anak di antara penonton memicu kekhawatiran dari berbagai pihak yang menilai bahwa acara kontes Miss Waria semacam ini tidak pantas untuk ditonton oleh anak-anak.
Kekhawatiran ini muncul karena kontes Miss Waria sering kali melibatkan penampilan dan aktivitas yang dianggap kurang sesuai untuk anak-anak.
Penyelenggaraan acara yang melibatkan anak-anak di bawah umur sebagai penonton dianggap dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangan mereka.
Banyak masyarakat yang mempertanyakan kepatutan acara tersebut dan mengkritik kurangnya pengawasan terhadap penonton yang hadir.
Masyarakat berharap agar penyelenggara kontes Miss Waria lebih berhati-hati dalam mengelola penonton dan memastikan bahwa acara tetap menjaga kenyamanan dan keamanan, terutama bagi anak-anak.
Ada seruan untuk meningkatkan regulasi dan pengawasan terhadap acara-acara semacam ini agar tidak melibatkan penonton di bawah umur.
Penyelenggara diharapkan dapat memperhatikan sensitivitas sosial dan memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap anak-anak.
Diskusi mengenai perlunya regulasi yang lebih ketat untuk acara semacam ini pun mencuat, menekankan pentingnya memperhatikan berbagai aspek sosial dan budaya dalam penyelenggaraan kontes yang mungkin kontroversial.
Ini termasuk menetapkan batasan usia untuk penonton dan memastikan bahwa acara diselenggarakan dengan cara yang tidak mengganggu atau memberikan dampak negatif pada penonton muda.
Berita ini menjadi viral usai diunggah oleh berbagai platform di media sosial seperti yang terlihat dalam unggahan di akun Instagram @frix.id.
Sebagian besar warganet mengecam penyelenggara acara tersebut hingga pihak-pihak yang memberikannya izin.
“Yang ngasih izin kudu diperiksa kejiwaannya,” tulis akun @aln***.
Ada juga yang menyinggung soal adzab dari Allah atas penyelenggaraan acara ini.
“Nanti kalau azab Allah turun, yang kena bukan hanya mereka, yang tidak tahu apa-apa juga kena padahal,” tulis akun @syh.
Dengan meningkatnya perhatian terhadap isu ini, diharapkan ada langkah konkret dari pihak penyelenggara dan pemerintah setempat untuk mengatur dan mengawasi penyelenggaraan acara publik agar lebih sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, serta menjaga kesejahteraan dan keamanan anak-anak sebagai bagian dari penonton. (*/Shofia)