Hore ! Hunian Tetap Pasca Gempa Palu Siap Ditempati Desember 2023

Ket. Percepatan pembangunan hunian Tetap (Huntap) (Foto/Kemen PUPR)

Palu, gemasulawesi – Ada berita baik bagi masyarakat yang terdampak gempa dan likuifaksi di Palu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang gencar mempercepat pembangunan hunian tetap agar bisa ditempati pada akhir Desember 2023.

Kementerian PUPR berupaya meningkatkan kecepatan Pembangunan Huntap di Palu, Sulawesi Tengah agar selesai tepat waktu.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, menjelaskan, tindakan pascabencana di Sulawesi Tengah dilakukan dengan pendekatan “build back better”, yaitu dengan membangun infrastruktur yang lebih tangguh terhadap bencana di masa depan.

Baca Juga : Kementerian PUPR Mulai Bangun 599 Unit Huntap di Talise Palu

Sementara itu, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II, yaitu Direktorat Jenderal Perumahan Bakhitar, menambahkan bahwa pembangunan hunian tapak (huntap) sedang dilakukan di tiga kabupaten/kota di Sulawesi II menjadi bukti nyata komitmen Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II dalam memberikan hunian layak bagi masyarakat di wilayah tersebut.

Tahap pertama pembangunan huntap berhasil membangun 1.679 unit pada tahun 2022, dan saat ini sudah dihuni oleh masyarakat.

Sementara itu, BP2P Sulawesi II sedang membangun tahap kedua dengan target menyelesaikan 4.053 unit pada Desember 2023.

Baca Juga : Pemkot Minta Penyintas Bersabar Terkait Huntap Bencana Kota Palu

Dengan total 5.732 unit, pembangunan huntap ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan hunian layak bagi masyarakat di tiga kabupaten/kota tersebut.

Selain itu, proses verifikasi calon penghuni juga menunjukkan bahwa proyek ini dijalankan dengan transparan dan memperhatikan kebutuhan masyarakat.

Baca Juga : Ratusan Warga Donggala Unjuk Rasa Tuntut Huntap

Bakhitar menjelaskan, Huntap ini dibangun dengan teknologi inovatif, yakni Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), yang didesain khusus agar dapat bertahan dari gempa.

RISHA merupakan metode konstruksi knock down yang menggunakan bahan beton bertulang untuk struktur utamanya, sehingga memungkinkan pembangunan yang cepat.

Baca Juga : Pemukiman di Kawasan Rawan Bencana Harus Tingkatkan Kewaspadaan

Kehadiran teknologi RISHA di daerah yang rawan gempa seperti Palu dan Donggala sangat penting untuk mencegah kerugian masyarakat setempat, baik dalam hal kehilangan rumah maupun harta benda, ketika bencana gempa terjadi.

Baca Juga : Banjir Rendam Pemukiman Warga Mamuju dan Jalur Trans Sulawesi

Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulteng tidak hanya membangun hunian tapak (huntap), tetapi juga membangun berbagai infrastruktur permukiman untuk mendukung kawasan tersebut.

Beberapa jenis infrastruktur permukiman yang sedang dibangun meliputi jalan, drainase, ruang terbuka hijau, penerangan jalan umum, sistem pengolahan sampah TPS3R, SPALD-T untuk pengolahan limbah, serta SPAM dan reservoir untuk penyediaan air.

Baca Juga : Banjir Rendam Ratusan Pemukiman Warga Kabupaten Mamuju

Meskipun pekerjaan infrastruktur permukiman telah terkontrak hingga Maret 2024, namun Kepala BPPW Sulawesi Tengah, Sahabuddin, menegaskan bahwa pihaknya akan berusaha untuk mempercepat proses pembangunan sehingga dapat selesai bersamaan dengan penyelesaian hunian tapak pada bulan Desember 2023. (*/YN) 

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News

Bagikan: