Ratusan Orang di Sulteng Terjangkit Demam Keong

Ket Foto: Ilustrasi keong atau siput (Foto/Pixabay)

Sulawesi Tengah, gemasulawesi – Ratusan orang di Sulawesi Tengah (Sulteng) terjangkit demam keong. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerima laporan 200 kasus demam keong.

Menurut Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi pemerintah daerah menemukan kesulitan membasmi keong yang menjadi asal penyakit tersebut, sehingga kini ratusan orang di Sulteng terjangkit demam keong.

“Tempat tumbuh keong itu sangat kecil, seperti daun, sehingga sulit bagi kami untuk menyingkirkan keong ini,” kata Nadia beberapa waktu lalu.

Baca: Dinas TPH Sulteng Ubah Limbah Pertanian Jadi Pakan Ternak dan Pupuk Organik

Nadia menjelaskan, stok obat penyakit ini saat ini sedang kosong. Pihaknya sementara menunggu persediaan obat yang dikirim kan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sulawesi Tengah disebut-sebut sebagai satu-satunya daerah endemik wabah keong di Indonesia, khususnya di Kabupaten Poso dan Sigi.

“Sekarang demam keong sudah menjangkiti 256 orang atau 1,45 persen,” lanjut Nadia.

Baca: Sulteng Masuk Dalam Salah Satu Provinsi Penghasil Durian Terbesar di Indonesia

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yaitu salah satu lembaga kesehatan dari Amerika Serikat (AS) menjelaskan, demam keong nama lainnya adalah schistosomiasis merupakan penyakit yang berasal dari cacing parasit (flukes).

schistosomiasis terdiri dari dua bentuk utama, yaitu usus dan urogenital. Lima jenis cacing utama menjadia asal mula penyakit ini.

Dilihat dari dampaknya, penyakit ini merupakan penyakit parasit terbanyak kedua setelah malaria. Wabah keong yang terjadi di Sulteng disebut merupakan penyakit tropis terabaikan.

Baca: Nilai Reformasi Birokrasi Sulteng Masih B, Gubernur Minta Bawahannya Bekerja Lebih Lincah

Keong mengeluarkan cercaria atau nama lain dari parasit penyebab demam keong ke dalam air. Parasit ini hidup di beberapa jenis keong air tawar.

Orang bisa saja terinfeksi saat bentuk larva dari parasit menembus kulit usai melakukan kontak dengan air yang terkontaminasi.

Meskipun penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi ketika penderita demam keong mencemari sumber air tawar dengan feses atau urine yang mengandung telur parasit. Telur bisa menetas di air.

Baca: Kurangi Angka Kemiskinan, Gubernur Sulteng Canangkan Program Sesuai Kearifan Lokal

Berdasarkan laporan WHO, demam keong lazim terjadi di daerah tropis dan subtropis. Utamanya, di wilayah masyarakat kurang mampu tanpa akses air bersih dan sanitasi yang buruk.

Gejala schistosomiasis biasanya disebabkan oleh respon tubuh terhadap telur cacing. Schistosomiasis usus dapat menyebabkan gejala diantaranya sakit perut, diare, dan darah di tinja. (*/NRL)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News

Bagikan: