Ekonomi, gemasulawesi – Pada saat ini harga emas sedang menguat.
Bahkan, pada suatu akhir perdagangan pada Selasa pagi bisa menembus suatu level psikologis pada 2.000 dolar AS.
Hal ini tentunya bisa menyebabakan suatu kekhawatiran, karena bisa terjadi suatu penularan krisis sektor dalam perbankan global secara berlanjut.
Baca juga: Ekspor Sulawesi Tengah Capai 1,18 Miliar Dollar AS, Tiongkok Jadi Tujuan Terbesar
Suatu kontrak emas yang bisa dibilang paling aktif untuk pengiriman bulan April di dalam suatu divisi Comex New York Exchange yang bisa terangkat hingga senilai 9,30 dolar AS atau bisa dibilang 0,47 persen.
Hal ini dinilai bisa menjadi sebuah penutup pada 1.982,80 dolar AS per ounce.
Bahkan, emas berjangka bisa melonjak sebesar 50,50 dolar AS yang menjadi 1.973,50 dolar AS pada hari Jumat, 17 Maret 2023.
Baca juga: Menkeu: Simpanan Pemda di Perbankan Lebih Rendah dari Posisi 2019 dan 2020
Hal ini terjadi setelah terjatuh dari 8,30 dolar dan menjadi 1.923,00 dolar AS pada 16 Maret 2023.
Yang perlu dikhawatirkan adalah bahwa emas sempat menembus di atas angka 2.000 dolar AS.
Hal ini dikarenakan adanya pengambilalihan suatu Credit Suisse oleh ema UBS.
Baca juga: Bantu Usaha Lokal, Pemprov Sulawesi Barat Optimalkan Kredit Perbankan
Dengan adanya hal ini dapat memicu suatu kekhawatiran tentang adanya lebih banyak kejatuhan pada sektor perbankan.
Tidak hanya itu saja, bahkan dikhawatirkan nantinya akan terjadi pendorongan suatu permintaan safe-haven yang dinilai sangat besar untuk suatu emas.
Bahkan, pada saat ini harga emas telah mengalami suatu pergerakan yang bisa dibilang naik dengan sangat cepat sejak adanya krisis perbankan di AS.
Baca juga: Akibat Lonjakan Covid 19, Rupiah Anjlok ke Rp 14.390
Hal ini terjadi lebih dari seminggu yang lalu dengan adanya pengambilalihan antara dua pemberi suatu pinjaman dengan level menengah, Silicon Valley Bank dan juga Signature Bank yang telah dilakukan oleh Federal Deposit Insurance Corp.
Semua ini dikarenakan suatu deposan yang menarik miliaran dolar dari mereka semua setelah terjadi ketakutan tentang adanya solvabilitas dari mereka. (*/Riski Endah Setyawati)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News