Internasional, gemasulawesi – Terdapat pendapat di luar sana yang menyatakan jika tidak mengherankan jika pidato yang dilakukan Sekjen PBB, Antonio Guterres, di Forum Ekonomi Dunia mengurangi besarnya krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza dengan hanya memberikan sejumlah kalimat.
Saat itu, diketahui jika Sekjen PBB, Antonio Guterres, menyebutkan jika dunia internasional berdiam diri saat warga sipil Palestina yang harus menderita karena dibunuh, dibombardir atau dipaksa meninggalkan rumah mereka.
Saat menyampaikannya, Sekjen PBB, Antonio Guterres, dilaporkan tidak menyebutkan siapa pelakunya.
“Saya kembali mengulangi seruan yang telah saya lontarkan sebelumnya untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza,” katanya.
Dia menambahkan jika seruan lain dari dirinya adalah juga melakukan sebuah proses yang mengarah pada perdamaian yang berkelanjutan antara Palestina dengan Israel yang berdasarkan kepada solusi 2 negara.
“Ini adalah satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penderitaan yang lebih lanjut dan kerusakan yang lebih luas,” ujarnya.
Namun, salah satu pakar yang tidak disebutkan namanya menegaskan jika PBB harus berhenti untuk terus berpura-pura bahwa paradigma kemanusiaan tidak dipolitisasi.
“Hal itu memang merupakan sebuah kebenaran,” tegasnya.
Menurutnya, seluruh masyarakat di dunia internasionak juga ikut terlibat dalam membuat rakyat Palestina tidak menginginkan menerima bantuan apapun.
Dikatakan juga jika Sekjen PBB harus berhenti untuk mengabaikan genosida yang terus dilakukan oleh penjajah Israel dan telah membuat banyak rakyat Palestina meninggal dunia dengan angka yang mencapai lebih dari 24 ribu jiwa.
PBB juga disebutkan membuka jalan untuk usul pembentukan 2 negara yang terus didukung oleh Antonio Guterres, meskipun dinyatakan hal tersebut sama sekali tidak mungkin dilakukan karena ekspansi pemukiman yang dilakukan penjajah Israel.
Di sisi lain, sejumlah profesor hukum internasional Belgia mendesak pemerintah untuk ikut campur tangan terhadap kasus genosida yang dilakukan penjajah Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan ke ICJ.
Baca Juga:
Tentang Perang Gaza, Mantan Menlu Yordania Sebut Otoritas Palestina Berada pada Posisi Terlemahnya
Dilaporkan sekitar 19 profesor menulis surat terbuka untuk itu yang diterbitkan di surat kabar di negara mereka. (*/Mey)