Internasional, gemasulawesi – Diketahui jika selama 2 bulan terakhir ini, Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat yang menjadi pendukung penjajah Israel, telah membicarakan mengenai apa yang mereka sebut hari setelahnya di Jalur Gaza, termasuk di dalamnya mengenai Otoritas Palestina.
Amerika Serikat dan sekutunya menegaskan mereka menolak pernyataan penjajah Israel yang menyatakan akan tetap menguasai Jalur Gaza dan memilih untuk menunjuk Otoritas Palestina untuk mengambil alih pemerintahan.
Dikatakan jika dengan menunjuk Otoritas Palestina untuk memerintah di Jalur Gaza, Amerika Serikat dan negara-negara Barat tersebut kurang memperhatikan apa yang sebenarnya diinginkan oleh rakyat Palestina.
Menurut jajak pendapat yang baru-baru ini dilakukan, dilaporkan jika sekitar 90% responden yang berasal dari warga Palestina mendukung pengunduran diri Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas.
Sementara itu, sekitar 60% menyerukan pembubaran Otoritas Palestina (PA).
“Alasan kenapa mereka bersikeras menunjuk PA untuk mengambil alih Jalur Gaza dari Hamas, yakni karena kepemimpinan PA telah menjadi mitra yang dapat diandalkan selama beberapa dekade ini untuk mempertahankan status quo untuk kepentingan penjajah Israel,” kata Samer Jaber, seorang peneliti dan aktivis politik.
Samer Jaber menyatakan jika dukungan dari rakyat Palestina sendiri terhadap kepemimpinan Otoritas Palestina telah menimbulkan kekhawatiran apakah mereka nantinya dapat berperan dalam pengaturan pasca-perang.
“Dan itulah yang menyebabkan AS memberikan isyarat bahwa pihaknya akan mengubah Otorita Palesina sekali lagi,” jelasnya.
Jaber memaparkan jika tujuan AS dan sekutunya melakukan hal tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak.
Baca Juga:
Penjajah Sebarkan Selebaran Cari Informasi Sandera, Warga Gaza Tegaskan untuk Mengakhiri Perang
“AS dan sekutunya mencari otoritas yang dapat memberikan keamanan untuk Israel, dan itulah sebabnya mereka memilih Otoritas Palestina dan bukan Hamas,” terangnya.
Menurut Samer Jaber, pembenahan Otoritas Palestina berarti memberikan lebih banyak keamanan yang diinginkan pihak penjajah Israel kepada para pemukim penjajah Israel.
“Pembenahan PA juga berarti mengintensifkan kerja sama dengan penjajah Israel,” ucapnya.
Samer Jaber menegaskan rencana pembenahan Otoritas Palestina oleh AS pasti akan gagal karena itu tidak akan mengatasi isu-isu inti pendudukan penjajahan Israel dan apartheid. (*/Mey)