Internasional, gemasulawesi – Laporan menyebutkan jika baru-baru ini, UNRWA yang merupakan salah satu badan PBB harus menghadapi penangguhan pendanaan yang sebelumnya diumumkan oleh 9 negara Barat.
Hal tersebut harus dihadapi oleh UNRWA setelah penjajah Israel melontarkan tuduhan bahwa sejumlah staf UNRWA terlibat dalam Operasi Banjir Al-Aqsa.
Penangguhan pendanaan untuk UNRWA tersebut diketahui dipimpin oleh Amerika Serikat yang menjadi pendonor terbesar UNRWA.
Baca Juga:
Tuntut Pengunduran Diri Netanyahu, Pengunjuk Rasa Bentrok dengan Polisi di Penjajah Israel
Menurut laporan, pemilihan waktu tuduhan penjajahan Israel terhadap UNRWA telah menimbulkan banyak orang merasa curiga.
Hal ini mengingat penjajah Israel melontarkan tuduhan tersebut hanya beberapa jam setelah ICJ (Mahkamah Internasional) mengumumkan keputusannya terhadap kasus genosida penjajah Israel yang diajukan Afrika Selatan.
Namun, laporan yang sama juga mencatat jika penjajah Israel telah sejak dahulu melancarkan perangnya terhadap UNRWA, yang menjadi badan PBB yang menyediakan sejumlah layanan penting, seperti pendidikan dan kesehatan, untuk rakyat Palestina.
Serangan yang dilakukan penjajah Israel termasuk dengan kematian lebih dari 150 staf UNRWA yang dibunuh oleh penjajah Israel selama perang Palestina yang masih berlangsung hingga sekarang.
Total 300 orang juga dilaporkan tewas akibat serangan penjajah Israel terhadap fasilitas UNRWA.
Selain itu, di beberapa kesempatan sebelumnya, para pejabat penjajah Israel juga telah secara terang-terangan mengatakan mereka ingin menghancurkan UNRWA.
Selain itu, para pejabat penjajah Israel tersebut juga menyatakan mereka ingin menghentikan UNRWA menyediakan dan memberikan layanan kepada rakyat Palestina yang membutuhkannya, terutama di saat kondisi perang seperti sekarang.
Kesembilan negara yang menangguhkan pendanaan untuk UNRWA, yakni Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Kanada, Italia, Swiss, Belanda, Finlandia dan Australia.
Sejumlah pengamat mengatakan jika keputusan negara-negara Barat terhadap tuduhan penjajah Israel tersebut berlebihan.
“Ini dikarenakan UNRWA mempekerjakan lebih dari 30 ribu orang, termasuk 13 ribu orang di Jalur Gaza,” kata salah satu pengamat yang tidak disebutkan namanya.
Diketahui jika 9 negara yang menangguhkan pendanaannya adalah pendukung penjajah Israel, terutama Amerika Serikat.
Salah satu aktivis pro-Palestina dari Kanada yang juga seorang jurnalis, Michael Bueckert, menuliskan di dalam postingan medsosnya jika mustahil untuk tidak melihat ini sebagai tindakan balas dendam yang terkoordinasi terhadap Palestina dan PBB atas keputusan yang diumumkan ICJ.
Baca Juga:
Penindasan Meningkat dari Pemukim Penjajah Israel, Penggembala Palestina Sebut Mereka Ingin Hidup
“Di hari yang sama saat ICJ memutuskan rakyat Palestina memiliki hak untuk dilindungi dari genosida, negara-negara Barat berkolusi untuk membuat para korbannya kelaparan,” jelasnya. (*/Mey)