Karena Masalah Hak Asasi Manusia, Italia Tolak Permintaan Penjajah Israel untuk Mengekstradisi Warga Palestina

Ket. Foto: Italia Dilaporkan Menolak Permintaan Penjajah Isreal untuk Mengekstradisi Warga Palestina
Ket. Foto: Italia Dilaporkan Menolak Permintaan Penjajah Isreal untuk Mengekstradisi Warga Palestina Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Pengadilan banding di Italia dikabarkan menolak untuk mengekstradisi atau mengirim seorang tersangka pejuang Palestina ke penjajah Israel.

Pengadilan banding Italia menyatakan jika tersangka pejuang Palestina ke penjajah Israel berisiko mendapatkan perlakukan kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat jika dia diekstradisi.

Panel yang terdiri dari 3 hakim di kota L’Aquila mengatakan jika tersangka pejuang Palestina yang bernama Anan Kamal Afif Yaeesh akan menghadapi tindakan yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia jika permintaan ekstradisi dikabulkan.

Baca Juga:
Kekerasan Meningkat, AS Akan Jatuhkan Sanksi Baru untuk 2 Pos Terdepan Penjajah Israel di Tepi Barat

Yaeesh adalah salah satu dari 3 warga Palestina yang ditangkap di Italia tengah pada hari Senin lalu karena dicurigai berencana untuk meledakkan pemukiman ilegal penjajah Israel di Tepi Barat.

Sementara itu, juru bicara Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengutuk serangan yang dilakukan penjajah Israel terhadap pusat distribusi makanan UNRWA.

Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menegaskan penjajah Israel harus menjamin keselamatan para pekerja kemanusiaan.

Baca Juga:
Peringatkan Harus Waspada, Norwegia Sarankan Perusahaan untuk Tidak Berurusan dengan Pemukiman Penjajah Israel

Serangan yang dilakukan oleh penjajah Israel kepada pusat distribusi makanan PBB di Rafah, dilaporkan menewaskan sedikitnya 5 orang, termasuk seorang anggota staf UNRWA.

Militer penjajah Israel juga mengatakan jika pihaknya berencana untuk memindahkan sekitar 1,4 juta warga sipil Palestina yang terjebak di Rafah ke pulau kemanusiaan yang terletak di tengah Jalur Gaza sebelum melancarkan invasi darat.

Setidaknya lebih dari 31 ribu warga Palestina telah meninggal sejak perang yang telah berlangsung sejak tanggal 7 Oktober 2023 dan lebih dari 73 ribu lainnya terluka.

Baca Juga:
Perang Masih Dilakukan, Kelompok Hak Pengungsi Palestina Salahkan Penjajah Israel Karena Sabotase Perundingan Gencatan Senjata

Sementara itu, penindasan dengan kekerasan terhadap warga Palestina oleh pasukan penjajah Israel di Tepi Barat yang diduduki telah meningkat sejak perang dimulai.

“Baik menggunakan senjata atau seni untuk melawan penjajah Israel, kami akan dicap sebagai teroris,” ujar salah satu warga Palestina yang tidak disebutkan namanya.

Selain itu, perang yang berlangsung di Jalur Gaza juga telah membuat jutaan warga Palestina menjadi pengungsi internal dengan sebagian besar infrastruktur yang juga hancur. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Lakukan Sejumlah Serangan di Tepi Barat, Kemlu Palestina Tegaskan Itu Bukti Penjajah Israel Ingin Tingkatkan Ketegangan Selama Ramadhan

Kemlu Palestina menyatakan sejumlah serangan penjajah Israel di Tepi Barat bukti mereka ingin meningkatkan ketegangan selama Ramadhan.

Lakukan Serangan, Militer Penjajah Israel Klaim Membunuh 8 Pejuang Palestina di Jalur Gaza

Dalam keterangannya, militer penjajah Israel menyebutkan mereka telah membunuh 8 orang pejuang Palestina di Jalur Gaza.

Gerebek Beberapa Lokasi di Tepi Barat, Pasukan Penjajah Israel Menembak Mati Seorang Anak Berusia 13 Tahun

Pasukan penjajah Israel dikabarkan menembak mati seorang anak yang masih berusia 13 tahun dalam penggerebekan di Tepi Barat.

Bawa Hampir 200 Ton Bantuan Makanan, Kapal Amal Open Arms Telah Berlayar Menuju Jalur Gaza dari Siprus

Kapal amal Open Arms dikabarkan telah berlayar menuju Jalur Gaza dari Siprus dan membawa hampir 200 ton bantuan makanan.

Ketidakpercayaan terhadap Kemampuan untuk Memerintah Meningkat, Kepemimpinan Netanyahu Disebutkan Mungkin dalam Bahaya

Sebuah laporan penilaian intelijen Amerika Serikat menyebutkan jika kepemimpinan Benjamin Netanyahu mungkin dalam bahaya.

Berita Terkini

wave

Ketika Rasa Cinta Berbenturan dengan Aturan Agama, Inilah Sinopsis Film Dilanjutkan Salah Disudahi Perih

Film Dilanjutkan Salah Disudahi Perih akan segera hadir di bioskop Indonesia, menceritakan drama percintaan yang emosional

Antisipasi Konflik, Polresta Ambon Dirikan Pos dan Gelar Patroli Gabungan

Polresta Ambon siagakan personel gabungan, dirikan pos, dan lakukan patroli untuk cegah konflik Kailolo-Kabauw meluas ke wilayah lain.

Dwiarso Budi Santiarto Terpilih Jadi Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial

Hakim Agung Dwiarso Budi Santiarto resmi terpilih sebagai Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial setelah unggul dalam dua putaran pemilihan.

Evakuasi Pekerja Terjebak di Tambang Grasberg Freeport Papua

PT Freeport menghentikan operasi sementara untuk mengevakuasi tujuh pekerja yang terjebak longsor di tambang bawah tanah Grasberg Papua.

Penjarahan Rumah Uya Kuya: Satu Pelaku di Bawah Umur Terlibat, Polisi Amankan Barang Bukti dan Kejar Tersangka Lain

Polisi tangani kasus penjarahan rumah Uya Kuya, libatkan anak di bawah umur, amankan barang bukti, dan buru pelaku lainnya.


See All
; ;