Internasional, gemasulawesi – Pengadilan banding di Italia dikabarkan menolak untuk mengekstradisi atau mengirim seorang tersangka pejuang Palestina ke penjajah Israel.
Pengadilan banding Italia menyatakan jika tersangka pejuang Palestina ke penjajah Israel berisiko mendapatkan perlakukan kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat jika dia diekstradisi.
Panel yang terdiri dari 3 hakim di kota L’Aquila mengatakan jika tersangka pejuang Palestina yang bernama Anan Kamal Afif Yaeesh akan menghadapi tindakan yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia jika permintaan ekstradisi dikabulkan.
Baca Juga:
Kekerasan Meningkat, AS Akan Jatuhkan Sanksi Baru untuk 2 Pos Terdepan Penjajah Israel di Tepi Barat
Yaeesh adalah salah satu dari 3 warga Palestina yang ditangkap di Italia tengah pada hari Senin lalu karena dicurigai berencana untuk meledakkan pemukiman ilegal penjajah Israel di Tepi Barat.
Sementara itu, juru bicara Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengutuk serangan yang dilakukan penjajah Israel terhadap pusat distribusi makanan UNRWA.
Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, menegaskan penjajah Israel harus menjamin keselamatan para pekerja kemanusiaan.
Serangan yang dilakukan oleh penjajah Israel kepada pusat distribusi makanan PBB di Rafah, dilaporkan menewaskan sedikitnya 5 orang, termasuk seorang anggota staf UNRWA.
Militer penjajah Israel juga mengatakan jika pihaknya berencana untuk memindahkan sekitar 1,4 juta warga sipil Palestina yang terjebak di Rafah ke pulau kemanusiaan yang terletak di tengah Jalur Gaza sebelum melancarkan invasi darat.
Setidaknya lebih dari 31 ribu warga Palestina telah meninggal sejak perang yang telah berlangsung sejak tanggal 7 Oktober 2023 dan lebih dari 73 ribu lainnya terluka.
Sementara itu, penindasan dengan kekerasan terhadap warga Palestina oleh pasukan penjajah Israel di Tepi Barat yang diduduki telah meningkat sejak perang dimulai.
“Baik menggunakan senjata atau seni untuk melawan penjajah Israel, kami akan dicap sebagai teroris,” ujar salah satu warga Palestina yang tidak disebutkan namanya.
Selain itu, perang yang berlangsung di Jalur Gaza juga telah membuat jutaan warga Palestina menjadi pengungsi internal dengan sebagian besar infrastruktur yang juga hancur. (*/Mey)