Internasional, gemasulawesi – Ketua UNRWA, Philippe Lazzarini, menyatakan jika perang lain tanpa disadari sedang terjadi di Tepi Barat, Palestina, selain di Jalur Gaza.
Disebutkan Ketua UNRWA, di Tepi Barat, pasukan penjajah Israel melancarkan operasi rutin untuk menghancurkan rumah, melibas jalan dan membongkar infrastruktur dasar, seperti air dan listrik.
Philippe Lazzarini mengungkapkan jika staf PBB menceritakan bagaimana kamp pengungsi Nur Shams yang ada di Tepi Barat dahulu adalah daerah yang ramai dengan pasar dan kehidupan, namun, kini telah dilanda penghancuran oleh pasukan penjajah Israel.
“Rakyat Palestina kini tenggelam dalam kemiskinan, keterpisahan dan juga isolasi karena pergerakan mereka yang dibatasi,” katanya kemarin, tanggal 24 Mei 2024, waktu Palestina.
Dia melanjutkan jika situasi ini semakin dirusak oleh kelompok-kelompok bersenjata Palestina.
Lazzarini menyampaikan peningkatan kekerasan lebih lanjut dan perluasan pemukiman ilegal penjajah Israel akan semakin mendorong resolusi damai terhadap konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Di sisi lain, sumber Mesir yang tidak disebutkan namanya mengatakan jika penjajah Israel tidak siap untuk menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza.
Sumber tingkat tinggi tersebut juga tidak memberikan alasan yang spesifik untuk keengganan penjajah Israel.
Sebelumnya, pemerintah penjajah Israel mengarahkan para perunding untuk melanjutkan pembicaraan mengenai gencatan senjata di Jalur Gaza dan juga kesepakatan pertukaran sandera.
Meskipun Hamas menerima proposal Mesir-Qatar untuk gencatan senjata dan juga pertukaran tahanan pada tanggal 6 Mei 2024 lalu, Benjamin Netanyahu menuduh kelompok perlawanan Palestina berusaha untuk menyabotase operasi militer penjajah Israel di Rafah.
“Posisi Hamas tidak memenuhi tuntutan penting penjajah Israel,” ujarnya.
Sementara itu, secara bersamaan, penjajah Israel memulai operasi militer di Rafah dan kemudian menguasai perbatasan Rafah di tanggal 7 Mei 2024, serta mencegah masuknya bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.
Diketahui jika penjajah Israel telah melanjutkan agresinya di Jalur Gaza meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 35 ribu warga Palestina telah meninggal sejak perang dimulai di tanggal 7 Oktober 2023 lalu. (*/Mey)