Internasional, gemasulawesi – Pasukan penjajah Israel menghancurkan dan menyita kios-kios kaki lima milik warga Palstina di pintu masuk kota Anata, timur laut Yerusalem, pada hari Senin, tanggal 10 Maret 2025 waktu setempat.
Menurut sumber-sumber lokal, pasukan penjajah Israel juga mengeluarkan perintah pembongkaran terhadap bangunan dan rumah di kota Al-Issawiya yang juga terletak di timur laut Yerusalem.
“Tentara penjajah Israel menyita sejumlah kios dan menghancurkan beberapa kios lainnya,” lapor sumber.
Sumber tersebut mengatakan pasukan penjajah Israel menyerbu Al-Issawiya dan mengeluarkan perintah pembongkaran terhadap beberapa bangunan dan rumah.
Baca Juga:
6 Toko Roti di Khan Younis Jalur Gaza Dilaporkan Tutup Karena Kekurangan Bahan Bakar
Selain itu, patroli penjajah Israel menyerbu kamp pengungsi Shu’fat.
Di sisi lain, data yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan penjajah Israel selama sesi khusus di Knesser menunjukkan jumlah tentara pendudukan penjajah Israel yang terluka telah meningkat menjadi 78.000.
Ini adalah peningkatan sebanyak 16.000 sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada bulan Oktober 2023.
Seorang perwakilan kementerian menyatakan bahwa 51 persen dari mereka yang terluka berusia di bawah usia 30 tahun dan sebagian besar tentara yang baru terluka adalah tentara cadangan.
Mereka juga memperkirakan akan ada peningkatan gangguan stres pasca trauma atau PTSD.
Menurut perwakilan Kementerian Pertahanan, 10 persen korban luka mengalami luka sedang hingga berat, sementara 6.363 korban luka membutuhkan perawatan medis permanen.
Perwakilan itu menyebutkan bahwa pemerintah telah menunjuk 400 psikolog baru untuk menangani mereka yang menderita gangguan psikologis.
Kementerian menerangkan bahwa anggaran untuk perawatan yang terluka telah meningkat sebesar 72 persen sejak tahun 2000 mencapai NIS 841 juta pada tahun 2024 dibandingkan dengan anggaran sebelumnya sebesar NIS 492 juta.
Dalam pertemuan itu, perwakilan komite meminta pemerintah untuk memfasilitasi prosedur mempekerjakan pekerja asing untuk merawat tentara yang cacat.
MK Etty Hava Atia, Ketua Komite, meminta agar solusi permanen diadopsi alih-alih perpanjangan sementara izin pekerja asing. (*/Mey)