Internasional, gemasulawesi – Lebih dari 250 mantan anggota intelijen Mossda telah menandatangani surat yang menyerukan diakhirinya perang di Jalur Gaza dan pengembalian tawanan yang ditawan di Jalur Gaza.
Surat mantan agen Mossad itu diprakarsai oleh pensiunan perwira senior Gail Shoresh dan ditandatangani oleh 3 mantan kepala badan intelijen.
Hal ini terjadi setelah tentara cadangan menandatangani surat yang menyerukan agar para tawanan segera dipulangkan, bahkan jika itu berarti mengubah arahan tentara saat ini.
Sebagai tanggapan, Perdana Menteri penjajah Israel mengecam surat itu, menyebut mereka marjinal dan ekstremis.
Baca Juga:
Petugas Medis yang Hilang Dilaporkan Sebenarnya Masih Hidup dan Ditahan oleh Penjajah Israel
Di sisi lain, Menteri Pertahanan penjajah Israel, Israel Katz, menyampaikan militer memperluas zona keamanannya di Jalur Gaza utara setelah merebut Koridor Morag yang memisahkan Rafah dari Khan Younis di Jalur Gaza selatan.
Dia menulis di X bahwa bersamaan dengan dikeluarkannya perintah evakuasi paksa pagi bagi warga Palestina, tindakan militer itu adalah untuk memberikan tekanan berat kepada Hamas agar kembali pada rencana pembebasan sandera.
“Semakin Hamas bersikeras menolak, semakin intens aktivitas militer penjajah Israel sambil terus menggagalkan operasinya dan menghancurkan infrastrukturnya,” katanya.
Dia menambahkan Jalur Gaza akan menjadi lebih kecil dan lebih terisolasi dan semakin banyak penduduknya akan dipaksa mengungsi dari zona pertempuran.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Menahan 6 Orang selama Serangan di Kota Kobar Barat Laut Ramallah
Sebelumnya, Hamas menyampaikan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan meluas terhadap Jalur Gaza tidak akan menjamin kembalinya tawanan yang ditawan di Jalur Gaza, hanya pertukaran tawanan yang bisa menjaminnya.
Pada hari Sabtu, Hamas mengirim delegasi ke Kairo untuk memulai kembali perundingan gencatan senjata.
Sementara itu, Hamas mengecam pasukan penjajah Israel karena mencegah umat Kristen Palestina mencapai Yerusalem untuk mengambil bagian dalam kebaktian Minggu Palma yang menandai dimulainya Pekan Suci Kristen menjelang Paskah.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyerukan gereja-gereja di seluruh dunia untuk mengutuk tindakan penjajah Israel dan ‘serangan berkelanjutan terhadap kebebasan beribadah dan akses ke tempat-tempat suci’. (*/Mey)