Internasional, gemasulawesi – Media Lebanon menyampaikan seluruh keluarga yang terdiri dari 17 orang anggota tewas akibat serangan udara penjajah Israel pada hari Minggu, tanggal 29 September 2024, di Lembah Bekaa di Lebanon timur.
Kantor berita negara NNA melaporkan upaya sedang dilakukan untuk mencari korban selamat setelah serangan yang menargetkan kota Zboud.
Tentara penjajah Israel telah menggempur Lebanon terhadap apa yang disebutnya target Hizbullah sejak tanggal 23 September 2024, menewaskan sedikitnya 816 orang dan melukai lebih dari 2.500 orang.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Menutup Pos Pemeriksaan Militer di Timur Laut Betlehem
Hal tersebut disampaikan Kementerian Kesehatan Lebanon.
Hizbullah dan penjajah Israel diketahui telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang penjajah Israel di Jalur Gaza.
Di sisi lain, Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, menyampaikan pada hari Minggu, tanggal 29 September 2024, waktu setempat, sekitar 1 juta orang telah mengungsi karena serangan penjajah Israel, menandai gelombang pengungsian terbesar dalam sejarah negara tersebut.
Dalam konferensi pers setelah pertemuan komite darurat pemerintah di Beirut, dia menyatakan Lebanon sedang mengalami gelombang pengungsian terbesar dalam sejarahnya.
“Prioritas kami adalah menghentikan agresi penjajah Israel yang sedang berlangsung lewat atau melalui upaya diplomatik yang berkelanjutan,” katanya.
Dia menambahkan pihaknya tidak memiliki pilihan lain.
Mikati juga menegaskan kembali komitmen Lebanon terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang menyerukan penghentian permusuhan antara penjajah Israel dan Hizbullah.
“Tentara Lebanon siap melaksanakan resolusi itu,” ucapnya seraya menekankan pentingnya mencegah eskalasi yang lebih lanjut.
Secara terpisah, Mikati dikabarkan melakukan panggilan telepon dengan mitranya dari Irak, Mohammed Shia al-Sudani dan mengucapkan terima kasih kepada Baghdad atas dukungan serta bantuannya kepada Lebanon.
Di sisi lain, Italia siap mengirim pasukan ke PBB untuk pendirian negara Palestina yang diakui penjajah Israel dan mengakui penjajah Israel.
Dalam wawancara dengan surat kabar, Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menilai masalah internasional sehubungan dengan situasi terkini di kawasan itu menyusul tewasnya pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam pemboman tentara penjajah Israel pada tanggal 27 September 2024. (*/Mey)