Internasional, gemasulawesi – Otoritas kesehatan Palestina mengatakan puluhan pasien yang terluka di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza Utara yang dikepung penjajah Israel berisiko meninggal karena kekurangan makanan dan juga air.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza menyampaikan 60 pasien berisiko meninggal.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan situasi kemanusiaan di dalam rumah sakit telah menjadi sangat berbahaya karena para korban luka tidak mempunyai kebutuhan dasar karena para korban luka tidak mempunyai kebutuhan dasar yang meningkatkan penderitaan mereka di bawah kondisi sulit yang diberlakukan oleh pasukan penjajah Israel.
Diketahui Rumah Sakit Indonesia terletak di Beit Lahiya di utara Jalur Gaza yang telah berada di bawah pengepungan militer penjajah Israel yang ketat sejak awak bulan Oktober.
Jumlah korban tewas akibat serangan penjajah Israel di Jalur Gaza selama lebih dari 14 bulan meningkat menjadi 44.786 orang.
Sementara itu, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Gaza, Sigrid Kaag, memberikan penjelasan kepada anggota Dewan Keamanan atau DK PBB dalam pertemuan tertutup di New York.
Dalam keterangannya setelah pengarahan dilakukan, dia menyatakan dia menyampaikan kepada dewan situasi di Jalur Gaza adalah gambaran yang sangat, sangat suram.
“Saya telah berbicara tentang kondisi tidak manusiawi yang dialami oleh sesama manusia sipil kita, baik yang muda maupun yang tua, dalam upaya bertahan hidup,” ujarnya.
Baca Juga:
Otoritas Pendudukan Penjajah Israel Hancurkan Desa Badui Palestina Araqeeb untuk ke-233 Kalinya
Menanggapi pertanyaan dari media mengenai apakah jatuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dapat membayangi perang penjajah Israel di Jalur Gaza, dia menyebutkan dia berupaya untuk menjaga situasi di wilayah yang dikepung dan dibombardir itu di peta.
“Saya melakukan diskusi dengan anggota DK PBB tentang harapan kami untuk gencatan senjata dan pembebasan tanpa syarat para sandera yang akan memungkinkan, tentu saja, lonjakan bantuan yang lebih lanjut,” katanya.
Komentarnya muncul ketika media penjajah Israel melaporkan bahwa menteri Dewan Keamanan Nasional penjajah Israel telah diberi pengarahan Hamas telah menyatakan minatnya untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan penahanan. (*/Mey)