Internasional, gemasulawesi – Sekelompok pemukim penjajah Israel dari milisi ekstremis Price Tag membakar sebuah rumah dan kendaraan di komunitas Badui di sebelah timur Desa Jaba, utara Yerusalem, pada hari Sabtu malam, tanggal 22 Februari 2025 waktu setempat.
Seorang aktivis anti-kolonisasi, Hassan Melihat, melaporkan dalam sebuah pernyataan pers bahwa sekelompok milisi Price Tag membakar rumah dan juga kendaraan Daoud Mohammad Mousa Ka’abneh, yang merupakan penduduk komunitas itu.
Para penjajah Israel juga melepaskan tembakan gencar ke arah penduduk setempat dan merusak properti mereka selama penyerangan.
Tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Baca Juga:
Menteri Kesehatan Mengumumkan Peluncuran Ketiga Kampanye Vaksinasi Polio di Gaza Akan Dimulai Sabtu
Kelompok pemukim penjajah Israel, termasuk milisi Price Tag, dikenal karena kekerasan yang mereka lakukan untuk mengintimidasi dan juga menggusur warga Palestina.
Para pemukim tersebut sering melakukan serangan terhadap warga sipil Palestina, rumah, tanaman, dan juga ternak mereka.
Tindakan mereka sering kali disertai dengan vandalisme, pembakaran, dan juga penyerangan.
Di sisi lain, Hamas menuduh Benjamin Netanyahu menyabotase perjanjian gencatan senjata Gaza dengan menyampaikan pemerintah penjajah Israel tidak terlibat dalam negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan yang akan berakhir pada tanggal 1 Maret.
Baca Juga:
Setelah 16 Bulan Terhenti Karena Perang, Tahun Ajaran di Jalur Gaza Akan Dimulai Hari Sabtu
Rincian tahap kedua dan ketiga dari perjanjian itu, meskipun dipahami telah disetujui secara prinsip, seharusnya dinegosiasikan selama tahap pertama yang berlangsung selama 6 minggu, yang telah menyaksikan pembebasan tawanan penjajah Israel sebagai ganti tawanan Palestina, penarikan sebagian pasukan penjajah Israel dari Jalur Gaza dan pengiriman bantuan ke Gaza.
Berdasarkan kesepakatan, yang dimulai pada tanggal 19 Januari, tahap kedua, jika dirampungkan, akan menyaksikan pembebasan semua tawanan penjajah Israel dan gencatan senjata permanen.
“Kami percaya sekali lagi, ini adalah permainan kotor dari pemerintah sayap kanan untuk menyabotase dan merusak kesepakatan dan juga untuk mengirim pesan kesediaan untuk kembali berperang,” ujar Basem Naim, anggota senior biro politik Hamas, kepada media.
Dia melanjutkan Hamas yang memerintah Gaza tetap berkomitmen terhadap perjanjian itu dan telah mematuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan itu.
Baca Juga:
Seorang Wanita Palestina Dibunuh oleh Pasukan Penjajah Israel di Timur Rafah Jalur Gaza Selatan
Dia menuduh penjajah Israel melanggar ketentuan kesepakatan itu. (*/Mey)