Internasional, gemasulawesi – Seorang wanita Palestina tewas oleh tembakan tentara penjajah Israel di lingkungan Al-Jenena yang terletak di timur Rafah di Jalur Gaza selatan pada tanggal 21 Februari 2025 waktu setempat.
Sumber-sumber lokal melaporkan pasukan penjajah Israel melepaskan tembakan langsung ke warga sipil Palestina di daerah itu, menewaskan wanita itu yang diidentifikasi sebagai Hanaa al-Ghouti.
Selain itu, kendaraan militer penjajah Israel melepaskan tembakan senapan mesin ke arah timur dan timur laut kamp pengungsi Al-Bureij dan timur lingkungan Shujaiya di Kota Gaza.
Di sisi lain, Menteri Keuangan penjajah Israel, Bezalel Smotrich, menyampaikan negaranya tidak boleh tinggal diam atas ‘pelanggaran berat’ yang dilakukan oleh Hamas.
Pernyataan tersebut muncul setelah penjajah Israe mengklaim bahwa 1 dari 4 jenazah yang diserahkan oleh Hamas adalah seorang wanita tidak dikenal dan bukan jenazah tawanan seperti yang dijanjikan oleh Hamas.
“Pelanggaran berat oleh Hamas dan penyiksaan yang terus berlangsung tidak dapat dihadapi dengan diam,” ujarnya.
Dia menambahkan begitu juga dengan pengetahuan pasti bahwa mereka secara brutal membunuh Ariel dan Kfir yang masih muda saat ditawan, merujuk pada 2 anak yang jasadnya dikembalikan.
Mayat yang diklaim penjajah Israel tidak teridentifikasi itu seharusnya adalah ibu merkea, Shiri Bibas.
Baca Juga:
Penjajah Israel Menghancurkan Kandang Sapi dan Menyita Peralatan Pertanian di Timur Hebron
Dia melanjutkan satu-satunya solusi adalah penghancuran Hamas dan hal ini tidak boleh ditunda.
Sebelumnya, Benjamin Netanyahu mengatakan militer berhasil mengidentifiukasi jasad 3 tawanan lainnya yang kembali dari Jalur Gaza.
“Hamas memasukkan seorang wanita Palestina tidak dikenal dari Jalur Gaza ke dalam peti jenazah, bukan Shiri Bibas, dengan mengatakan penjajah Israel akan ‘membalas darah mereka’,” ungkapnya.
Dia menambahkan tidak begitu jelas apa maksudnya tetapi ada banyak hal yang berubah di sini.
“Kami telah menyampaikan pesan ini kepada para mediator dengan menyebutkan Hamas melanggar perjanjian dan harus mengembalikan jenazah Shiri Bibas untuk dimakamkan di penjajah Israel,” ucapnya.
Keluarga tawanan penjajah Israel juga telah bersuara memberi tahu pemerintah dan Netanyahu untuk bertindak bijak dalam situasi ini.
Sebab, jika perang kembali terjadi dan penjajah Israel menggunakannya sebagai pembenaran untuk kembali berperang, tawanan yang tersisa di Jalur Gaza tidak akan dibebaskan. (*/Mey)