Internasional, gemasulawesi – Otoritas pendudukan penjajah Israel pada tanggal 19 Februari 2025 waktu setempat memutuskan untuk menghancurkan rumah keluarga tahanan Hayel Daif Allah dari kota Rafat di barat laut Yerusalem dan Ahmed Al-Haimouni dari Hebron.
Mahkamah Agung penjajah Israel menolak petisi yang diajukan oleh keluarga tahanan Hayel Abdul-Jabbar Daif Allah yang telah ditahan sejak bulan September 2024 terhadap keputusan pembongkaran rumah keluarga itu.
Mahkamah Agung juga memberikan batas waktu kepada penuntut umum pendudukan penjajah Israel untuk mengosongkan rumah itu hingga 26 Februari 2025.
Penjajah Israel juga memutuskan untuk menghancurkan rumah keluarga tahanan Ahmed Al-Haimouni yang telah ditahan sejak 1 Oktober 2024.
Baca Juga:
Seorang Wanita Palestina Ditembak oleh Pasukan Penjajah Israel di Pintu Masuk Kamp Jenin
“Putusan pembongkaran dan penolakan petisi itu sudah diduga mengingat semua putusan sebelumnya yang mengatur pembongkaran rumah milik keluarga tahanan Palestina karena termasuk dalam ranah kejahatan sistematis dan termasuk kejahatan penghukuman kolektif,” ujar Masyarakat Tahanan Palestina dan Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan.
Mereka menegaskan kendati ada putusan Mahkamah Internasional yang menyatakan bahwa ada pemberlakukan hukum darurat dalam sistem hukum penjajah Israel melanggar sejumlah ketentuan Konvensi Jenewa dan Konvensi Den Haag, Mahkamah Agung penjajah Israel sama sekali mengabaikan hal ini.
“Sebagai bagian dari pengabdiannya terhadap eksistensi sistem HAM internasional, menganggapnya sebagai kasus pengecualian dan berada di atas hukum,” kata mereka.
Patut dicatat bahwa kebijakan penghancuran rumah adalah salah satu kebijakan historis paling menonjol yang dilakukan oleh penjajah Israel tetapi telah meningkat secara signifikan selama beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari proses penghapusan dan konfrontasi terhadap keberadaan Palestina yang sedang berlangsung.
Baca Juga:
Seorang Anak Palestina Dibunuh oleh Pasukan Penjajah Israel di Timur Rafah Selatan Jalur Gaza
Di sisi lain, ada suasana positif saat ini di jalan-jalan Gaza terutama bagi orang-orang yang kembali ke rumah mereka.
Mereka merasa bahwa tinggal kurang dari 2 minggu lagi menuju akhir fase pertama dan bahwa segera setelah delegasi mulai tiba di Kairo atau Doha, ini akan menjadi awal dari langkah yang lebih solid menuju berakhirnya perang. (*/Mey)