Kupas tuntas, gemasulawesi – Seketika layar terang, penonton dihempaskan ke dalam pusaran horor eksistensial Perang Dunia II melalui lensa film epik yang mendaratkan mereka di tengah-tengah penderitaan dalam film Come and See.
Terlahir dari sinematografi yang memukau dan arahan tangan ulung Elem Klimov, film ini bukanlah sekadar cerita tentang perang, melainkan perjalanan merasuk ke dalam kegelapan batin karakter-karakternya, terutama karakter utamanya yaitu Flyora.
Menarik perhatian dengan narasi uniknya, Come and See menyingkapkan sisi kekejaman perang yang jarang diangkat ke permukaan.
Berlatar di kawasan Belarusia yang penduduknya terhimpit oleh pendudukan Nazi, film ini memfokuskan pandangannya pada Flyora, seorang remaja desa yang bercita-cita bergabung dengan gerakan perlawanan.
Terjebak dalam pusaran ambisi idealistiknya, Flyora mendapati dirinya dengan senapan di tangan, tetapi bunga-bunga harapannya segera layu oleh kejamnya kenyataan.
Elemen utama yang membuat film ini begitu mengguncang adalah kemampuannya mengeksplorasi karakter manusia dalam situasi ekstrem.
Baca: Simak Fakta dan Pesan yang Terkandung di dalam Film The Pianist yang Diperankan oleh Adrien Brody!
Terlihat dari Flyora yang mulai dengan semangat membela tanah airnya, namun perlahan-lahan kehilangan cahaya di matanya ketika teror perang mengoyak jiwa dan imannya.
Ini adalah perjalanan yang pahit dan menghancurkan, namun memberikan pemahaman yang mendalam tentang betapa rapuhnya manusia dalam wajah ketidakberdayaan.
Tidak hanya penampilan Flyora yang memukau, tetapi juga peran-peran pendukung yang menyokong dinamika cerita.
Baca: Yuk Intip Pemeran dalam Film The Pianist yang Menceritakan Gema Tragedi Perang di Masa Lalu!
Glasha adalah perempuan yang menyimpan perasaan kepada sang komandan, Kosach, menjadi simbol harapan dan kemanusiaan di tengah kegelapan.
Pertemuan singkat mereka memberikan sentuhan kehangatan, tetapi bahkan itu terkoyak oleh kenyataan yang tak terbantahkan.
Di tengah suasana mencekam, film ini berhasil menggambarkan perjuangan Flyora yang penuh penderitaan.
Dari melihat keluarganya tewas hingga menyaksikan teman-temannya gugur satu per satu, penonton diajak berempati dengan beban perasaan yang menumpuk di pundaknya.
Melalui perubahan wajahnya, kita menyaksikan perlahan lahan kehilangan keingenuan dan naivitasnya.
Penggambaran visual dalam Come and See juga patut diacungi jempol.
Adegan-adegan kehancuran, kematian, dan penderitaan dipaparkan secara autentik dan tak terlupakan.
Klimov berhasil merangkul penonton dalam pengalaman yang menghancurkan hati, seolah-olah mereka turut serta dalam penderitaan yang tak terbayangkan.
Jadi, jika Anda ingin merasakan perang dari sudut pandang yang jarang dieksplorasi, Come and See adalah film yang tak boleh dilewatkan.
Dengan kemampuannya mengejutkan, menghancurkan, dan akhirnya menginspirasi, film ini mengambil tempat khusus dalam jagad sinema perang.
Saksikanlah dengan hati terbuka dan biarkan diri Anda terhanyut dalam gelombang emosi yang melampaui batas-batas kemanusiaan. (*/CAM)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News