Kupas tuntas, gemasulawesi – Film Da 5 Bloods karya Spike Lee di Netflix mungkin adalah kisah fiksi, tetapi ia menarik inspirasi dari pengalaman nyata para prajurit kulit hitam dalam Perang Vietnam dan merujuk pada peristiwa-peristiwa kunci pada masa itu.
Kisah ini mengikuti empat veteran perang Vietnam kulit hitam yaitu Paul yang diperankan oleh Delroy Lindo, Otis yang diperankan oleh Clarke Peters, Melvin yang diperankan oleh Isiah Whitlock Jr., dan Eddie yang diperankan oleh Norm Lewis.
Ketika mereka kembali ke Vietnam saat ini untuk mengambil kembali sejumlah emas yang hilang, beserta jasad rekan mereka yang sudah meninggal yaitu Stormin Norman yang diperankan oleh Chadwick Boseman.
Salah satu sumber utama yang digunakan dalam pembuatan Da 5 Bloods adalah buku berjudul Bloods: An Oral History of the Vietnam War karya Wallace Terry, yang menghadirkan sudut pandang prajurit kulit hitam selama perang tersebut.
Buku ini mencakup cerita dari dua puluh veteran kulit hitam yang berbeda, yang merincikan kesulitan-kesulitan khusus yang mereka hadapi akibat ras mereka selama bertugas di Vietnam, serta perasaan konflik mereka terhadap perang dan alasan Amerika hadir di sana.
Film Da 5 Bloods menampilkan montase awal yang memperlihatkan peristiwa-peristiwa sejarah penting yang terjadi sebelum dan selama Perang Vietnam, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, dan juga menampilkan rekaman dan foto-foto pada saat-saat penting sepanjang film.
Cerita fiksi ini erat terkait dengan realitas Perang Vietnam, jadi berikut ini apa yang nyata dan apa yang tidak dalam Da 5 Bloods.
Kisah di balik emas dalam Da 5 Bloods adalah bahwa CIA secara rahasia mengirim pesawat penuh emas yang ditujukan untuk sekelompok penduduk asli Vietnam yang disebut Lahu, yang membantu melawan Vietcong.
Otis menjelaskan bahwa mereka tidak ingin dibayar dengan uang kertas, dan malah meminta batangan emas.
Meskipun tidak ada bukti tentang CIA mengirim batangan emas ke Vietnam sebagai pembayaran untuk suku tersebut, ada kebenaran dalam cerita Otis tentang suku Lahu yang membantu Amerika selama perang.
Dikenal sebagai Angkatan Darat Rahasia Amerika Serikat, suku Lahu bersama dengan suku-suku lain seperti Hmong, Lao, dan Mien direkrut oleh CIA untuk mengganggu jalur pasokan Komunis, membimbing operasi pengeboman, dan menyelamatkan pilot Amerika yang jatuh.
Setelah perang, banyak suku Lahu terpaksa melarikan diri ke Thailand untuk menghindari pembalasan dari pemerintah baru.
Pengalaman Prajurit Kulit Hitam dalam Perang Vietnam Meskipun perekrutan ke dalam angkatan bersenjata dipromosikan sebagai cara bagi pria kulit hitam untuk menjadi bagian dari budaya yang lebih setara dengan peluang, rasisme tetap merajalela di antara para tentara di Vietnam seperti halnya di Amerika. (*/CAM)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News