Kupas Tuntas, gemasulawesi – Film Soekarno: Indonesia Merdeka epik ini merupakan arahan sutradara Hanung Bramantyo, menjadi sebuah persembahan menakjubkan tentang perjuangan Presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno, dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan Belanda.
Dibintangi oleh Ario Bayu dan Maudy Koesnaedi, film Soekarno: Indonesia Merdeka ini menghadirkan kisah inspiratif yang penuh makna.
Soekarno yang sejak lahir diberi nama Kusno, mengalami transformasi perjalanan hidup yang luar biasa.
Ayahnya mengganti namanya menjadi Soekarno dengan harapan anak kurusnya bisa menjadi ksatria sejati.
Harapan itu terwujud ketika Soekarno, pada usia 24 tahun, mengguncang podium dan berteriak, “Kita Harus Merdeka Sekarang!” Meski aksinya membawa dirinya ke penjara karena dianggap penghasut, keberaniannya tidak surut.
Film Soekarno: Indonesia Merdeka ini mengisahkan bagaimana Soekarno, dengan pledoinya yang terkenal, “Indonesia Menggugat”, akhirnya diasingkan ke tempat-tempat yang sulit, seperti Ende dan Bengkulu.
Di tengah perjalanan hidupnya yang dipenuhi perjuangan, cinta juga menjadi kisah menarik.
Soekarno tertambat hatinya pada Fatmawati, meskipun ia masih menjadi suami Inggit Garnasih.
Konflik rumah tangga ini menjadi salah satu sisi dramatis dalam kehidupan Soekarno.
Film Soekarno: Indonesia Merdeka ini menghadirkan momen krusial sejarah, seperti perang Asia Timur Raya dengan kedatangan Jepang.
Meskipun diingatkan oleh politikus rivalnya, seperti Hatta dan Sjahrir, bahwa Jepang bisa sama bengisnya dengan Belanda, Soekarno memilih memanfaatkan peluang tersebut untuk meraih kemerdekaan Indonesia.
Puncaknya terjadi pada 17 Agustus 1945, saat Indonesia merdeka.
Soekarno dengan keyakinannya yang kuat, membawa bangsanya menuju kemerdekaan.
Film Soekarno: Indonesia Merdeka ini juga menampilkan momen mendalam saat Soekarno mendengar wejangan dari Haji Oemar Said Cokroaminoto: “Manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tetapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu.”
Film Soekarno: Indonesia Merdeka bukan hanya sekadar tontonan, tetapi sebuah perjalanan emosional dan inspiratif melalui sejarah perjuangan bangsa. (*/CAM)