Kupas Tuntas, gemasulawesi - Perlombaan untuk 6G semakin memanas dan dua pemain utama, Qualcomm dan MediaTek, kini berfokus pada pengembangan dan standarisasi teknologi generasi mendatang ini.
Meski bersaing di pasar chipset, mereka berupaya mencapai tujuan bersama: membentuk masa depan 6G.
Samsung dan Arm mengumumkan upaya 6G mereka tahun lalu dan kini, Qualcomm dan MediaTek tengah membuat langkah besar.
Kedua perusahaan ini berkolaborasi dengan mitra yang berbeda, menghadirkan beragam inovasi.
Dilansir dari GizChina.com, Qualcomm bekerja sama erat dengan Nokia Bell Labs dan Rhode & Schwarz untuk menyempurnakan visinya.
Fokus utamanya adalah kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), dan Qualcomm berharap jaringan masa depan dapat belajar dan beradaptasi menggunakan protokol yang digerakkan oleh AI.
Jaringan pintar ini akan menyesuaikan parameter secara real-time untuk efisiensi yang lebih baik.
Selain itu, Qualcomm memperkirakan bahwa tahun 2025 akan menandai dimulainya standarisasi 6G.
MediaTek setuju dengan perkiraan itu, dan peerusahaan Taiwan ini memamerkan beberapa teknologi terobosan.
Teknologi ini meliputi komputasi hibrida, uji coba pita lebar NR-NTN orbit Bumi rendah (LEO) langsung, sub-band full duplex (SBFD), dan modem M90 5G Advanced yang baru.
Selain itu, MediaTek membuat langkah maju dalam 6G.
Di MWC 2025, presiden perusahaan Joe Chen menyoroti fokus mereka pada konektivitas dan AI, menekankan tujuan mereka untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari melalui teknologi inovatif.
Untuk mempercepat upaya 6G-nya, MediaTek bermitra dengan NVIDIA, Intel, dan G REIGNS.
Kolaborasi ini akan meningkatkan komputasi hibrida, komponen penting jaringan masa depan.
Sistem ini menggabungkan cloud perangkat dan jaringan akses radio (RAN) menjadi "edge cloud", yang membentuk elemen utama infrastruktur 6G.
Salah satu teknologi menonjol dari MediaTek adalah sub-band full duplex (SBFD), dan kemajuan ini berlaku untuk 5G-Advanced dan 6G.
SBFD meningkatkan jangkauan uplink dan mengurangi latensi, dan MediaTek mengembangkan ini dengan Keysight untuk mengatasi masalah interferensi diri.
Masalah ini terjadi pada ponsel pintar karena jarak antena pengirim dan penerima yang berdekatan.
Jadi, di tahun 2025 ini, 6G akan menjadi kenyataan.
Qualcomm dan MediaTek memimpin dengan jaringan berbasis AI dan komputasi hibrida, dan inovasi mereka akan membentuk cara kita terhubung di masa depan.
Dengan jaringan yang lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih andal, dunia siap menghadapi perubahan teknologi yang besar. (*/Armyanti)