Rumah Adat Suku Kajang Mengandung Banyak Filosofi dan Nilai, Ini Penjelasannya

<p>Ket Foto: Rumah adat Suku kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan (Foto/Facaebook Mhd Enol Dompea)</p>
Ket Foto: Rumah adat Suku kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan (Foto/Facaebook Mhd Enol Dompea)

Sulawesi Selatan, gemasulawesi – Desa Tana Towa, Kecamatan Kajang, Sulawesi Selatan (Sulsel) di sana terletak rumah adat Suku Kajang. Salah satu suku di provinsi tersebut.

Bagi Suku Kajang rumah adat memiliki sebuah filosofi, sehingga mereka membangun rumahnya menghadap kearah barat. Arah barat dipilih sebab Suku Kajang meyakini nenek moyangnya berada di sana.

Suku Kajang terkenal dengan trandisinya yang masih kental. Bahkan di rumahnya tak ada perabotan serta peralatan listrik, hal itu melambangkan sebuah kesederhanaan.

Baca: Mengenal Ritual Mayat Berjalan Dari Suku Tana Toraja Sulawesi Selatan

Tidak hanya syarat akan nilai kesederhanaan. Bentuk rumah yang sama antara satu dan lainnya sebagai bentuk keseragaman.

Orang-orang rumah Suku Kajang merupakan rumah panggung yang terbuat dari kayu, bambu dan rumbia. Suku Kajangn pantang membangun rumahnya dari batu.

Mereka mempercayai orang mati saja yang dihimpit oleh liang lahat dan tanah. Bila ada anggota suku melanggar membuat rumah dari batu, maka dianggap telah mati.

Baca: Tempat Pelelangan Ikan di Takalar, Sulawesi Selatan Direhabilitasi Habiskan Anggaran Miliaran Rupiah

Terdapat tiga filosofi rumah adat terhadap suku amma towa ini atau nama lain dari Suku Kajang diantaranya Parra, Kale Balla dan Siri.

Para merupakan bagian atas rumah untuk tempat menyimpan bahan makanan. Sementara lotengnnya berada di sisi kanan dan kiri berguna sebagai rak untuk menaruh peralatan.

Para merupakan bagian atas rumah untuk tempat menyimpan bahan makanan. Sementara lotengnnya berada di sisi kanan dan kiri berguna sebagai rak untuk menaruh peralatan.

Selanjutnya Kale Balla gunanya sebagai tempat tinggal. Siri bagian bawah rumah diperuntukan untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan seperti menenun, beternak atau menumbuk padi juga jagung.

Baca: Penyebab Kebakaran di Pasar Terong Makassar, Sulawesi Selatan Masih Diselidiki Polisi

Semua rumah orang Suku Kajang tiang penopangnya berjumlah 16 batang. Sementara Kale Balle atau tempat tinggal dibagi tiga.

Bagian-bagian itu dipisahkan oleh pappamutulang yaitu latta riolo, latta tangnga dan tala-tala. Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda.

Latta riolo digunakan sebagai tempat tamu, latta tangnga tempat tuan rumah menerima tamu dan tala-tala tempat kaum wanita tidur. Sementara untuk yang baru meneikah tala-talanya dibuat lebih tinggi sejengkal.

Baca: Bikin Merinding, Film Tasbih Kosong Ungkap Kisah Pesugihan di Desa Sulawesi Selatan

Bagian lain dari rumah dibuat kamar-kamar khusus yang disebut bili’i. Bili’i ini berdinding papan, berlantai bambu yang terikat satu sama lainnya, beratap rumbia. Ada pula dapur serta tempat digunakan untuk buang air kecil.

Sebela kiri pintu di bagian ujung atap pada bagian latta riolo terdapat hiasan ekor ayam dinamakan anjong. (*/NRL)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News

...

Artikel Terkait

wave

Love to Hate You, Drama Korea Buat Kalian yang Tidak Percaya Cinta

Kupas Tuntas, gemasulawesi &#8211; Drama Korea Love to Hate You yang tayang pada tanggal 10 Februari 2023 di salah satu aplikasi nonton telah banyak mencuri perhatian publik. Drama Korea bergenre romantis komedi yang telah tayang sekaligus 10 episode ini berkisah tentang Yeo Mi-ran dan Nam Kang-ho. Baca: Semakin Panas! Ria Ricis Bikin Konten Youtube Aku Udah [&hellip;]

Beberapa Tempat Wisata yang Ada Kelelawarnya, Salah Satunya di Parimo

Beberapa tempat wisata di Indonesia yang ada kelelawarnya, sering kali mengundang rasa penasaran untuk dikunjungi

Fantech Tamago Review, Harganya Murah Ngasih Banyak Fitur

Kupas tuntas, gemasulawesi &#8211; Fantech Tamago ini adalah produk terbaru dari Fantech.  Fantech Tamago ini sebenarnya adalah produk headset. Tapi Fantech sendiri tidak mau menyebut produk ini dengan headset. Fantech membranding ulang produk ini, dan menyebutnya menjadi tamago. Harga dari Fantech Tamago juga dapat dibilang murah. Dengan harga Rp 599 ribuan saja, ternyata Fantech Tamago [&hellip;]

Produk Lokal Makin Nakal, Ini Dia Review Fantech Maxfit 81 Frost Wireless Keyboard

Kupas tuntas, gemasulawesi &#8211; Fantech Maxfit 81 Frost Wireless Keyboard adalah salah satu brand lokal keluaran dari Fantech. Fantech Maxfit 81 Frost Wireless Keyboard ini didesain cukup berbeda dari seri lainnya, bahkan Fentech menghilangkan logonya dan hanya mengganti dengan tulisan kecil nama serinya yaitu maxfit81. Fantech Maxfit 81 Frost Wireless Keyboard ini terinsipirasi dari saran-saran [&hellip;]

Review HP Lokal Spesifikasi Tinggi, Luna V6 Terbaru

Kupas tuntas, gemasulawesi &#8211; Luna V6 ini adalah handphone lokal, yang menarik sekali. Hal ini dikarenakan HP ini merupakan HP lokal yang ternyata memiliki spesifikasi tinggi. Selain punya spesifikasi tinggi, harga dari HP lokal ini ternyata cukup murah. Harganya hanya Rp 1.5 jutaan. Merk Luna ini sebenarnya dari luar, namun saat ini sudah berada di [&hellip;]

Berita Terkini

wave

Menyoroti Misteri dan Kepercayaan seputar Gunung Merbabu, Inilah Sinopsis Film Horor Kuncen

Kuncen adalah film horor yang akan hadir di bioskop November mendatang, membawa kisah seputar mitos di Gunung Merbabu

PT Bukit Asam Catat Produksi dan Penjualan Batu Bara Tumbuh, Optimis Hadapi Tekanan Pasar Global

PTBA mencatat produksi 35,90 juta ton hingga kuartal III-2025, didukung efisiensi, penjualan meningkat, permintaan pasar kuat.

Polresta Samarinda Tangkap 10 Tahanan Kabur, Polisi Terus Memburu Lima Buronan dan Tingkatkan Keamanan Sel

Polresta Samarinda berhasil menangkap 10 tahanan kabur, sementara lima lainnya masih diburu dengan penguatan sistem keamanan.

Pemerintah Perluas Penyaluran BLT Rp30 Triliun untuk 35 Juta Keluarga, Dorong Kesejahteraan

Pemerintah menyalurkan BLT Rp300 ribu per bulan selama tiga bulan kepada 35 juta keluarga, hasil efisiensi anggaran tahun 2025.

Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Masuk Lima Besar Kota Paling Tercemar Dunia, Warga Diminta Waspada

Jakarta pantau udara real-time melalui 111 SPKU, sarankan masyarakat kurangi aktivitas luar, siapkan sistem peringatan dini polusi.


See All
; ;