Nasional, gemasulawesi – Ganjar Pranowo telah mengukir sejarah karir politik yang mengesankan, terutama dalam dunia kepemimpinan di Provinsi Jawa Tengah.
Perjalanan politik Ganjar Pranowo dimulai ketika ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon gubernur dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Tengah pada tahun 2013.
Pada saat itu, Ganjar Pranowo berpasangan dengan Heru Sudjatmoko, yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Mengusung tagline “mboten korupsi mboten ngapusi” yang berarti “tidak korupsi tidak membohongi,” Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko menjalani kampanye yang berfokus pada nilai-nilai integritas, kejujuran dan pemberantasan korupsi.
Mereka berhasil mencuri hati pemilih dengan pesan anti-korupsi dan memenangkan pemilihan tersebut dengan total perolehan suara sebesar 48,82%.
Setelah kemenangan mereka, pelantikan Ganjar Pranowo sebagai gubernur Jawa Tengah dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Agustus 2013.
Pelantikan ini dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri saat itu, Gamawan Fauzi, di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah yang terletak di Jalan Pahlawan, Semarang.
Masa kepemimpinan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah yang pertama berlangsung selama periode 2013-2018.
Selama masa jabatannya, ia secara konsisten berupaya untuk mengimplementasikan program-program yang berfokus pada pemberantasan korupsi, pemerataan pembangunan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah.
Dengan komitmen yang kuat terhadap integritas dan kepemimpinan yang berorientasi pada rakyat, ia mencapai berbagai prestasi dan mendapatkan dukungan yang kuat dari warga Jawa Tengah.
Kemudian, dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Tengah tahun 2018, Ganjar Pranowo kembali mencalonkan diri untuk posisi gubernur.
Pada pemilihan tersebut, ia berpasangan dengan Taj Yasin Maimoen, seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah periode 2014-2019 dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Kempen pemilihan ini adalah pengalaman yang menarik, mengingat bahwa Ganjar Pranowo mengalami kekalahan di empat kabupaten yang sebelumnya dikenal sebagai basis Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) atau basis Partai Nasional Indonesia (PNI) di masa lalu.
Kabupaten-kabupaten tersebut termasuk Brebes, Tegal, Purbalingga, dan Kebumen.
Meskipun mengalami kekalahan di beberapa basis tradisional partainya, Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen berhasil memenangkan pemilihan dengan perolehan suara sebesar 58,78 persen dan meraih 10.362.694 suara.
Kemenangan ini menegaskan dukungan luas yang diterima oleh pasangan tersebut dari berbagai segmen masyarakat di Jawa Tengah dan menunjukkan bahwa mereka mampu memenangkan hati pemilih dengan visi dan program kerja yang kuat.
Perjalanan politik Ganjar Pranowo mencerminkan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai integritas, kejujuran dan pemberantasan korupsi.
Ia telah membuktikan bahwa pemimpin yang berfokus pada pelayanan masyarakat dan berani melawan korupsi dapat memenangkan hati pemilih dan mencapai kesuksesan dalam dunia politik.
Kiprahnya dalam politik juga memberikan inspirasi bagi banyak pemuda dan pemudi Indonesia yang bercita-cita untuk berkontribusi dalam membangun bangsa dan masyarakat yang lebih baik.
Ganjar Pranowo terus melanjutkan perannya sebagai gubernur untuk periode kedua (2018-2023) dan ia diharapkan akan terus mewujudkan visi dan program kerja yang menguntungkan bagi masyarakat Jawa Tengah. (*/Riski Endah Setyawati)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News