Nasional, gemasulawesi – Mungkin tidak ada di Indonesia kini yang belum pernah mendengar nama Anwar Usman.
Diketahui jika sejak pengumuman putusan Mahkamah Konstitusi mengenai batas usia capres dan cawapres, nama Anwar Usman yang kala itu merupakan Ketua MK mendadak disorot oleh masyarakat.
Anwar Usman dibesarkan di sebuah desa yang berada di Bima, Nusa Tenggara Barat, yang bernama Desa Rasabou di Kecamatan Bolo.
Baca: Profil Anwar Usman, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang Menjadi Hakim MK
Anwar Usman diketahui lulus dari SDN 03 Sila, Bima di tahun 1969 dan dia kemudian memilih untuk meneruskan pendidikannya di Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Bima selama 6 tahun.
Setelah lulus dari PGAN, dengan direstui oleh ayahnya, (Alm) Usman A. Rahim, dan ibunya, Hj. Siti Ramlah, Anwar Usman memutuskan untuk merantau ke Jakarta.
Saat tiba di Jakarta, Anwar Usman mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai guru honorer di SD Kalibaru.
Dan selama bekerja menjadi guru tersebut, Anwar Usman melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang S1.
Namun, Anwar Usman memilih untuk meneruskan kuliahnya di Univeristas Islam Jakarta Fakultas Hukum dan lulus di tahun 1984.
Apa yang dilakukannya tersebut memang berbeda dengan teman-temannya di PGAN yang memilih meneruskan pendidikannya ke IAIN atau IKIP.
Baca: Tonton Piala Dunia U 17, Cak Imin Akui Bangga dengan Penampilan Timnas Indonesia
SD Kalibiru yang menjadi tempat kerja Anwar Usman di kemudian hari diketahui berkembang dan membuka tingkatan sekolah yang lain dan Anwar Usman diberitakan terpilih menjadi Ketua Yayasan.
Selama kuliahnya, Anwar Usman diketahui aktif dalam kegiatan teater di bawah asuhan dan kepemimpinan Ismail Soebardjo.
Disibukkan dengan kuliah dan pekerjaannya sebagai guru, Anwar Usman juga tercatat sebagai anggota Sanggar Aksara.
Baca: Sebut Jangan Mau Dipecah Belah, Ganjar Pranowo Minta Pendukung untuk Tetap Bersatu
Fakta mengejutkan lainnya adalah Anwar Usman pernah membintangi sebuah film yang dibintangi oleh bintang-bintang lawas seperti Rini S. Bono, Frans Tumbuan dan Nungki Kusumastuti yang berjudul Perempuan Dalam Pasungan.
Film itu disutradarai oleh sutradara ternama Ismail Soerbardjo dan ditayangkan di tahun 1980 lalu.
Meskipun Anwar Usman hanya mendapatkan peran kecil, namun, dia mengakui merasa bangga karena dapat menjadi anak buah dari sutradara sehebat Ismail Soebardjo.
Namun, keterlibatan Anwar Usman dalam film tersebut membuatnya mendapatkan kritik dari orang tuanya.
Hal ini dikarenakan terdapat suatu adegan di dalam film yang menunjukkan dirinya sedang jalan berduaan dengan seorang wanita di Pasar Cikini yang menyebabkan kehebohan di kampungnya.
Anwar Usman mengakui ketika ayahnya tahu, dia mendapatkan marah dari ayahnya yang ayahnya saat itu berkata ‘katanya ke Jakarta mau kuliah, ini malah main film’. (*Mey)