Nasional, gemasulawesi - Kabar mengenai Afia Rahmatunufus, mahasiswi Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung angkatan 2023, sedang menjadi pusat sorotan di jagat media sosial X.
Afia terjerat dalam kasus pencurian yang menghebohkan publik setelah aksinya mencuri barang-barang dari tetangga kosannya.
Afia, yang dikenal aktif di platform media sosial dengan akun Instagram @afiaarhs dan akun TikTok @nepttuneesss, kini telah menghilang dari peredaran setelah viralitas kasus yang menimpanya.
Ia diduga mengidap penyakit Kleptomania, suatu gangguan mental yang membuatnya sulit menahan dorongan untuk mencuri.
Para korban menceritakan bagaimana Afia masih tampak santai dan tidak menunjukkan rasa bersalah yang berarti saat mereka menemuinya setelah perbuatan mencuri terungkap.
Hal ini membuat publik terkejut dengan kejadian yang menimpa mahasiswi Unikom Bandung ini.
Menurut @yipiieee__, pemilik akun media sosial yang melaporkan kejadian ini, Afia telah mencuri berbagai barang seperti baju, sepatu, bahkan pakaian dalam dari tetangga kostnya.
"MALING! Dia mahasiswa Universitas Komputer, suka berfoya-foya di media sosial, dia baru saja pindah ke asrama kami, dan sejak itu banyak barang yang hilang (sendal, sepatu, pakaian, dan pakaian dalam)," tulis @yipiieee__ dengan mengunggah foto pelaku.
Para korban sudah memiliki kecurigaan terhadap Afia sejak lama, tetapi tidak memiliki bukti hingga aksinya ketahuan dan diunggahnya barang-barang curian ke media sosial.
Afia mengakui mengidap penyakit kleptomania dan beberapa gangguan mental lainnya, seperti ambis dan sering bolak-balik ke rumah sakit.
Kejadian ini semakin memperumit ketika Afia kabur dengan kekasihnya setelah aksi curinya terbongkar.
Namun, ia akhirnya meminta maaf saat dilaporkan ke polisi dan didampingi oleh kakaknya.
Meski meminta maaf, para korban tidak memaafkannya karena Afia juga terbukti berbohong dan memfitnah kepada temannya melalui pesan WhatsApp, mencoba memainkan peran sebagai korban.
Kasus ini masih menjadi sorotan di media sosial, dan belum ada kelanjutan resmi dari penyelesaian kasus ini hingga artikel ini tayang.
Sorotan terhadap kasus Afia Rahmatunufus menunjukkan bagaimana kejadian di media sosial dapat menghebohkan dan mempengaruhi citra seseorang secara negatif. (*/Shofia)