Data Tunjukkan Lebih 30 Persen Remaja Putri Anemia, Kemendikbudristek Tegaskan Keadaan Itu Harus Ditangani dengan Baik

Ket. Foto: Kemendikbudristek Menekankan Anemia yang Dialami Lebih dari 30 Persen Remaja Putri di Indonesia Harus Ditangani dengan Baik Source: (Foto/ANTARA/HO-BKKBN)

Nasional, gemasulawesi – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Kemendikbudristek RI menyatakan jika data menunjukkan lebih dari 30 persen remaja putri yang ada di Indonesia mengalami anemia atau kekurangan sel darah merah.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dinia, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbudristek RI, Iwan Syahril, menyebutkan keadaan anemia pada remaja putri tersebut adalah hal yang harus ditangani dengan baik.

Iwan Syahril menegaskan jika hal itu tidak ditangani dengan baik, maka anemia pada para remaja putri dapat berlanjut hingga masa dewasanya dan mempengaruhi kehamilannya.

Baca Juga:
Polemik Kasus Pembunuhan Vina yang Tak Juga Selesai Setelah 8 Tahun, Pengacara Tersangka Pegi Setiawan Tagih Janji Kapolri

Hal tersebut disampaikannya dalam Gelar Wicara Gerakan Sekolah Sehat yang diikuti secara daring pada hari ini, 13 Juni 2024.

Dikutip dari Antara, dia mengungkapkan jika tidak ada penanganan yang serius, maka hampir sepertiga potensi kelahiran anak Indonesia dapat mengalami stunting.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Lovely Daisy, yang merupakan Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, menyampaikan kejadian anemia yang terjadi pada remaja pada umumnya dikarenakan kekurangan zat gizi mikro.

Baca Juga:
Ramai di Media Sosial! Bule Asal Italia Plesetkan IKN Jadi Ibu Kota Koruptor dan Nepotisme, Beri Kritikan Pedas Soal Ini

“Kekurangan zat gizi mikro yang terdiri atas mikronutrien, seperti vitamin dan mineral adalah kondisi kekurangan zat gizi yang tidak terlihat secara kasat mata,” katanya.

Dia menambahkan anemia pada remaja jika dilihat mayoritas dikarenakan kekurangan zat besi.

“Untuk gejalanya seperti lemah, lesu, lelah, letih dan lunglai atau 5L dan biasanya baru dapat diketahui saat anemia yang dialami telah semakin parah,” jelasnya.

Baca Juga:
Terus Mendapat Kecaman, 5 Anak yang Viral Usai Buat Video Hina Penderitaan Anak-Anak Palestina Sampaikan Permintaan Maaf

Lovely menerangkan pada usia remaja, anemia dapat memberikan pengaruh pada konsentrasi belajar siswa yang juga akan menurunkan prestasi belajarnya.

Dia menekankan jika penanganan pada anemia pada remaja dilakukan pada saat sekarang, maka prestasi belajar, produktivitas di masa mendatang dan menyiapkan generasi yang akan datang akan menjadi lebih sehat.

“Oleh karena itu, saat ini, Kementerian Kesehatan sedang menggencarkan skrining pada remaja putri kelas 7 dan 10 di sekolah menengah untuk mengetahui kadar hemoglobin yang dimiliki,” ungkapnya.

Baca Juga:
Mahfud MD Kritik Pedas Penanganan Kasus Pembunuhan Vina yang Tak Kunjung Selesai Sejak 2016, Singgung Soal Permainan Hukum di Indonesia

Lovely melanjutkan Kementerian Kesehatan juga memberikan obat penambah sel darah merah untuk memperkuat kesehatannya. (*/Mey)

Bagikan:

Artikel Terkait

Berita Terkini