Nasional, gemasulawesi - Plt Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaludin, dengan tegas menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang melibatkan lima siswi dari empat sekolah berbeda yang membuat anak Palestina sebagai bahan bercandaan.
Budi Awaludin mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas nama orang tua dan siswa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
"Berdasarkan nama orang tua dan siswa, kami dengan tulus meminta maaf yang sebesar-besarnya," ucap Budi Awaludin.
Insiden ini telah menimbulkan dampak yang cukup besar, baik bagi kelima siswi maupun bagi masyarakat luas.
Lima siswi tersebut telah dipanggil oleh Disdik DKI Jakarta untuk dimintai keterangan terkait peristiwa ini.
Mereka mengungkapkan rasa tertekan atas apa yang telah terjadi dan meminta bantuan agar dapat menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.
Dalam konteks ini, Disdik DKI Jakarta menghadapi beberapa kendala.
Mereka mengaku tidak dapat menghadirkan orang tua dari kelima siswi yang terlibat dalam peristiwa ini.
Selain itu, para siswi yang melakukan bercandaan yang tidak pantas tersebut juga tidak ditampilkan karena masih berstatus di bawah umur.
Permohonan maaf yang disampaikan oleh Plt Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta mencerminkan kesadaran akan pentingnya menghormati martabat dan harga diri setiap individu, terutama dalam konteks keberagaman dan sensitivitas sosial.
Hal ini bermula ketika sejumlah remaja perempuan yang sedang makan di sebuah restoran cepat saji Pro Israel dan membuat candaan yang tidak pantas terkait tragedi kemanusiaan di Palestina telah menjadi viral dan mendapat berbagai tanggapan dari masyarakat.
Dalam video tersebut, terlihat empat remaja sedang membuat candaan yang tidak sensitif terkait darah dan tulang anak-anak Palestina, yang dianggap tidak menghormati situasi yang sedang terjadi di Palestina.
Reaksi dari warganet terhadap aksi remaja tersebut pun beragam. Banyak yang geram dan keberatan dengan candaan yang dilakukan, menganggapnya tidak pantas dan kurang memiliki empati terhadap isu kemanusiaan yang serius.
Salah satu akun di Twitter bahkan menulis, “Minimal kalau tidak good looking, attitude dan akhlak nya jangan ikutan bad.”
Sementara itu, ada juga yang mengingatkan remaja tersebut akan dampak dari tindakan mereka, khususnya dalam era digital di mana jejak digital dapat berdampak jangka panjang.
Video yang diunggah di media sosial, termasuk Twitter @dhemit_is_back, menunjukkan remaja perempuan sedang merekam saus dan daging ayam sebagai representasi darah dan tulang anak-anak Palestina.
Mereka kemudian membuat candaan yang tidak pantas terkait hal tersebut, dengan salah satu remaja mengatakan, “Makan tulang anak Palestina nih,” yang diikuti dengan komentar lain yang juga tidak sensitif.
Perilaku tersebut menuai kecaman luas dari masyarakat yang menilai bahwa candaan semacam itu tidak lucu dan kurang mendidik.
Empat remaja, sekaligus satu yang merekam video tersebut pun telah menyampaikan klarifikasi permintaan maafnya. (*/Shofia)