Nasional, gemasulawesi - Sebanyak 53 Kepala Sekolah Rakyat turut serta dalam kegiatan retret yang digelar oleh Kementerian Sosial.
Kegiatan tersebut berlangsung di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, Margaguna, Jakarta Selatan.
Kegiatan retret ini diadakan untuk menyatukan persepsi serta menyelaraskan pola kerja para kepala Sekolah Rakyat.
Penyamaan standar dinilai penting agar pelaksanaan Sekolah Rakyat tetap konsisten dan berkualitas, meskipun para kepala sekolah berasal dari wilayah yang berbeda-beda.
Baca Juga:
Lhokseumawe Siapkan 20 Hektare Lahan untuk Sekolah Rakyat Permanen
“Para kepala sekolah yang telah melalui tahapan seleksi perlu benar-benar memahami secara menyeluruh konsep Sekolah Rakyat,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf.
Peserta yang mengikuti retret ini mewakili 53 titik penyelenggaraan Sekolah Rakyat dari berbagai daerah.
Gus Ipul menekankan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi sarana untuk memperkuat semangat kolaborasi dan kebersamaan antar kepala sekolah.
“Walau berasal dari daerah yang berbeda-beda, sejatinya mereka adalah satu kesatuan tim yang tidak dapat dipisahkan,” ujar beliau.
Dalam kegiatan tersebut, para kepala Sekolah Rakyat dibekali beragam materi penting, termasuk pemahaman mengenai kebijakan Sekolah Rakyat serta prinsip-prinsip pendidikan inklusif yang ramah anak dan menghargai hak asasi manusia.
Selain itu, mereka juga mendapatkan pelatihan mengenai motivasi, empati sosial, tata kelola sekolah berasrama (berdasarkan praktik terbaik), kurikulum Sekolah Rakyat, pembinaan bela negara dan pengasuhan, serta manajemen administrasi sekolah.
Narasumber dalam kegiatan ini berasal dari berbagai kementerian dan lembaga yang relevan, di antaranya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Materi juga disampaikan oleh perwakilan dari Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Agama, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan unsur TNI.
Para kepala sekolah yang berpartisipasi dalam retreat ini merupakan hasil dari seleksi yang dilakukan secara ketat. Proses seleksi dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah bersama Kementerian Sosial, berdasarkan usulan dari pemerintah daerah.
Setiap wilayah diminta untuk mengirimkan minimal tiga calon kepala sekolah. Dari keseluruhan, tahap awal seleksi diikuti oleh 159 orang kandidat.
“Prosesnya diawali dengan seleksi administratif, lalu dilanjutkan dengan sesi wawancara. Setelah itu ada tes Bahasa Inggris dan juga uji kemampuan kepemimpinan,” ujar Gus Ipul.
Salah satu aspek krusial dalam proses seleksi adalah lokasi tempat tinggal. Calon kepala sekolah yang diprioritaskan adalah mereka yang tinggal tidak jauh dari lokasi Sekolah Rakyat.
Tidak hanya itu, kandidat yang terpilih sudah memiliki sertifikat kepala sekolah dan telah terdaftar di Kemendikdasmen.
Di samping kelengkapan berkas, para calon juga mengikuti rangkaian tes tambahan, termasuk psikotes dan ujian kemampuan Bahasa Inggris.
Ujian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana kesiapan pribadi dan profesional mereka dalam menjalankan peran kepemimpinan.
Ada enam kompetensi inti yang menjadi tolok ukur dalam seleksi ini antara lain, kemampuan memimpin serta mendorong perubahan, membangun kolaborasi dan jejaring, memberikan arahan dan pendampingan, ketangguhan menghadapi tantangan, serta kemampuan mengubah visi menjadi capaian yang konkret.
Baca Juga:
Komite Internasional Palang Merah Peringatkan Runtuhnya Sistem Medis di Jalur Gaza
Kementerian Sosial juga menyelenggarakan penilaian tersendiri guna memastikan bahwa para calon benar-benar siap secara mental untuk mengemban tanggung jawab sebagai kepala Sekolah Rakyat.
Saat ini, jumlah target Kepala Sekolah Rakyat ditetapkan sebanyak 100 orang.
Sebanyak 47 kepala sekolah tambahan akan diumumkan pada 30 Juni 2025 dan langsung dijadwalkan mengikuti kegiatan retret tahap selanjutnya.
Pada waktu yang sama, hasil seleksi untuk 1.554 guru yang akan mengajar di Sekolah Rakyat juga akan diumumkan.
Setelah pengumuman, para guru akan mendapatkan Nomor Induk Pegawai (NIP) dan ikut dalam retret sebagai bagian dari pembekalan.
Para tenaga pengajar tersebut nantinya akan mengajar sekitar 9.780 siswa yang tersebar di 100 lokasi Sekolah Rakyat.
Sejumlah 4.112 siswa telah ditetapkan di 39 lokasi, sementara sisanya masih menunggu keputusan dari kepala daerah setempat untuk mulai mengikuti proses pembelajaran yang direncanakan dimulai pada bulan Juli. (*/Zahra)