Kupas Tuntas, gemasulawesi- Mampukah PSBB menekan penyebaran virus corona di Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi tengah (Sulteng)? Akankah PSBB mendapatkan dukungan dari masyarakat Kabupaten Buol?
Sejenak publik di Sulteng dikejutkan dengan meledaknya angka positif corona di Kabupaten Buol Provinsi Sulteng. Hanya dalam hitungan minggu Kabupaten Buol memecahkan rekor terbanyak positif corona di Sulawesi tengah. Berdasarkan data dari Pusdatina Provinsi Sulawesi tengah, ditanggal 28 April tercatat 4 positif corona, disusul kemudian pada tanggal 29 tercatat bertambah 5 positif corona. Tidak berhenti sampai disitu, pada tanggal 2 Mei 2020 Buol kembali mengejutkan publik Sulteng dengan ketambahan 10 positif corona, sehingga total positif corona Buol menjadi 19 orang saat itu.
Hanya berselang tiga hari, tepatnya pada tanggal 5 Mei 2020 positif corona kabupaten buol kembali bertambah 10 orang dengan total 29 orang.
Tidak terkendali? Itu mungkin kata yang tepat melihat signifikannya peningkatan positif virus corona di Buol.
Kondisi itu memaksa Bupati Buol Provinsi Sulawesi tengah dr H. Amiruddin Rauf, S. POG, M.Si untuk mengambil keputusan mengajukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau lebih dikenal dengan singkatan PSBB untuk menekan penyebaran virus corona di Buol Sulteng.
Peningkatan signifikan positif corona Buol disinyalir sebagian besar diakibatkan tidak patuhnya warga pada pemerintah setempat.
Beberapa minggu sebelum melonjaknya positif corona di Buol Sulawesi tengah, sempat beredar video perdebatan antara warga berstatus ODP dengan tim Surveyllance dari tim kesehatan Kabupaten Buol.
Mereka bersikukuh tidak ingin mendapatkan pemeriksaan, dengan alasan diskriminasi kelompok tertentu.
Padahal dalam video itu, tim surveillance buol telah berulang memberikan pernyataan maksud kedatangannya hanya ingin memantau dan memeriksa kondisi dari ODP.
Singkatnya perdebatan itu akhirnya berakhir dengan kesepakatan ODP di karantina di rusunawa Buol. Para ODP itu kini 10 orang telah dinyatakan positif corona.
Bupati Buol yang memiliki latar belakang sebagai seorang dokter tentu saja lebih memilih PSBB sebagai langkah antisipatif menghambat penyebaran virus corona Buol Sulteng. Tentu semua itu melalui pertimbangan matang dan demi kepentingan masyarakat umum.
Bupati Buol dr H amiruddin menjamin, dalam pelaksanaan PSBB semua aktifitas akan berjalan seperti biasanya.
Hanya saja aktifitas itu tetap harus mengacu pada standar kesehatan dan penanggulangan penyebaran virus corona.
Keputusan pengusulan PSBB kepada pemerintah pusat melalui gubernur Sulteng Longki Djanggola juga telah melalui mekanisme pembahasan dengan pihak DPRD Kabupaten Buol.
Melonjaknya positif corona di daerah yang dipimpinnya sempat tertuang dalam sebuah tulisan yang diduga adalah curhatan bupati Buol melalui FB Diskominfo Buol. Berikut isi curhatan tersebut:
Bupati Buol Amirudin Rauf
Assalamualaikum,wr.wb.
Belajar dari negara negara yang”Kalah” melawan wabah Covid 19. Italia adalah deretan negara maju di Eropa, hampir semua sarana dan fasilitas mereka miliki.
Bicara sanitasi lingkungan, Italia merupakan negara terbesih dg penataan lingkungan yang baik fasilitas kesehatan termasuk Dokter dan tenag medis lainnya. Karena Italia salah satu negara rujukan dunia pada masalah kesehatan.
Namun ketika wabah Covid 19 menyerang dibuat tidak berdaya, mayat bergelimpangan bahkan dokter dan tenaga medis terpaksa harus memilih siapa pasien yg diprioritaskan untuk ditangani dan mana yang dibiarkan saja sampai kematian menjemput.
Negara kedua adalah Amerika Serikat, negara adikuasa inipun tidak berdaya menghadapi Covid 19.korban berjatuhan yg tercatat saat ini ratusan ribu orang.
Equador setali tiga uang, mayat bergelimpangan di jalan jalan korban Covid 19.
Mengapa demikian, Ternyata kesemuanya karena prilaku manusianya. Italia sebagaimana diberitakan prilaku masyarakatnya yang menganggap remeh wabah Covid 19.
Lain halnya dengan Amerika Serikat lebih kepada sikap Presiden Trump yg tidak menganggap serius Wabah ini.
Saudaraku, bagaimana dengan kita di Buol, sejak merebaknya wabah ini, selaku Pimpinan daerah saya tekun mengikuti perkembangan dengan menghubungi kolega saya baik yg ada diinstitusi perguruan tinggi dan pusat pusat penelitian Biomolekuler seperti Lembaga Eijman. Dari sana saya mendapat gambaran tentang virus Covid 19. Itulah sebabnya langkah antisipasi segera disiapkan.
Saudara saudara saya yg sedianya saya juga akan ikut bersama ke Ijtima di Goa saya mohon dengan sangat untuk membatalkan niatnya berangkat,
Selanjutnya saya mendata semua yg berangkat dan memohon dengan sangat agar sekembalinya bersedia dikarantina selama 14 hari.
Malam itu saya terjun langsung memimpin teman teman utk mencari tempat yg layak untuk karantina. Dibeberapa tempat mendapat penolakan warga masyarakat akhirnya pilihannya jatuh di Rusunawa.
Saya belajar Ilmu Kedokteran 12 Tahun, hingga saya tahu persis apa yg harus dilakukan utk melindungi masyarakat saya. Namun sayang resistensi dan penolakan muncul dari berbagai pihak bahkan sampai hendak menyeret saya ke pengadilan karena melanggar hukum dan HAM.
Semula segala tekanan tersebut saya tidak peduli sampai kemudian Bapak Gubernur meminta saya untuk mengeluarkan saudara saudara kita yg sedang di karantina karena laporan berbagai pihak ke Beliau.
Sedih bahkan sampai meneteskan air mata terpaksa dikeluarkan teman teman dari tempat karantina, kenapa, karena saya sudah bisa memprediksi apa yg akan terjadi.
Meskipun demikian saya masih antisipasi dengan surat pernyataan bahwa mereka mau melakukan karantina mandiri, yg ternyata juga sebagian besar tdk mengindahkannya.

Saudaraku, sekarang wabah Covid 19 telah menyebar di daerah kita. Saat saya menulis ini sudah terkomfirmasi 29 positif Covid 19, ada ketambahan 10 orang hari ini.
Saudaraku dengan segala keterbatasan yg ada, saya mencoba memimpin teman teman bekerja siang malam untuk melawan wabah ini, mereka yang ada di rumah sakit, puskesmas maupun dilapangan.
Mohon masyarakat ikut membantu, jangan patahkan semangat para petugas kami dengan isu isu yang mengarah ke fitnah. Kita sedang menghadapi tragedi kemanusiaan yg maha hebat.
DEMI ALLAH saya bersumpah, apa yang kami lakukan ini semata untuk melindungi masyarakat, tidak ada sedikitpun niat untuk memojokkan sekelompok orang apalagi ingin mengambil *KEUNTUNGAN MATERIAL dengan MEMANIPULASI DATA.
Terlalu mahal nyawa manusia untuk ditukar dengan sejumlah uang.
Isu dan fitnah yg dilontarkan ini sangat keji dan tidak berprikemanusiaan.
Saya khawatir jika ini terus dilakukan bisa mengendorkan semangat teman teman petugas yg sudah mempertaruhkan segalanya termasuk kemungkinan tertular demi melindungi kita semua. Kalau ini sampai terjadi maka pertahanan kita akan bobol, kita akan “Kalah”. Maka yang bisa kita siapkan hanya kantong jenazah dan kuburan massal.
Kita berdoa pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa dijauhkan dari hal tersebut. Aamiin.
Tulisan itu dibuat pada hari Selasa, 05 Mei 2020 Pukul 17:52 WITA.
Memprihatinkan, tidak berhenti sampai disitu, pada tanggal 8 Mei 2020 melalui fans page Diskominfo Buol, Bupati dr H Amiruddin kembali mengeluarkan himbauannya terkait penyebaran virus corona.
Tilodudyaka utat Tandanio
Masyarakat Buol yang saya cintai,
Dengan berbagai pertimbangan termasuk meminta saran dari para tokoh dan alim ulama. Dikaitkan dengan masih adanya klaster gowa yang belum bersedia bekerjasama dalam memutus mata rantai penularan covid-19 dengan menolak rapid test untuk tracking. Tracking atau pelacakan adalah metode yang diakui dunia atau efektif untuk memutus penularan covid-19. Ini adalah upaya untuk mencari orang yang sudah mengandung virus untuk dipisahkan atau di karantina supaya tidak menular kepada keluarga atau masyarakat lainnya. Agar tidak menimbulkan spekulasi dan fitnah saya sampaikan hasil positif covid-19 sejumlah 29 orang. Terdiri dari 24 orang jamaah dari perjalanan ijtima gowa, 1 istri yang tertular dan satu anak. Kemudian 1 orang dari perjalanan Surabaya-Palu telah menularkan ke istrinya dan satu orang dari perjalanan Jogjakarta. Ke-29 saudara kita ini dalam keadaan baik dan masih menjalani karantina. Alhamdulillah, sudah sembuh 1 orang dan 17 orang keluar dari status ODP. Perlu saya jelaskan, tertular covid-19 bukan AIB. Semua orang bisa terkena. Mulai kepala negara sampai rakyat biasa. Sekali lagi saya menghimbau saudaraku yang akan diperiksa sudilah kiranya dating dengan sukarela Karena sudah dua kali petugas datang belum diterima. Jangan sampai saudaraku masuk dalam kelompok orang yang menghalangi upaya pemutusan wabah yang menurut undang undang ancaman hukumannya satu tahun. Semoga Allah memberi jalan bagi kita semua terbebas dari wabah ini. Aamiin.
Bupati Buol
H Amiruddin Rauf
Jum’at 8 mei 2020
Semoga PSBB bisa menjadi solusi terbaik Kabupaten Buol Provinsi Sulteng dalam mengendalikan penyebaran virus corona.
Laporan: Muhammad Irfan Mursalim