Kupas tuntas, gemasulawesi – Film Geostorm ini memperlihatkan sebuah dunia yang terhantui oleh perubahan iklim yang mengerikan akibat pemanasan global.
Pada upaya menyelamatkan Bumi dari bencana ini, pemimpin dunia bersatu dan menciptakan satelit canggih yang mereka beri nama Dutch Boy.
Satelit ini memiliki tugas penting yaitu mengontrol iklim Bumi untuk mencegah terjadinya bencana yang semakin sering.
Namun, seperti banyak cerita fiksi ilmiah, rencana yang tampak sempurna ini berbalik menjadi bencana.
Dutch Boy yang diciptakan untuk melindungi Bumi malah menjadi senjata mengerikan yang menimbulkan bencana di seluruh dunia.
Masyarakat harus segera mencari cara untuk mematikan sistem ini sebelum bencana global tak terhindarkan.
Reaksi terhadap film Geostorm ini sangat beragam.
Masalah produksi juga menghantui film Geostorm ini.
Rilis film ditunda hampir 2 tahun, dari Maret 2016 hingga Oktober 2017.
Hasil tes audiens pada Desember 2015 juga menunjukkan bahwa potongan film tersebut sangat buruk.
Ketika reshooting dilakukan, sang sutradara tidak pernah muncul, sehingga Jerry Bruckheimer harus mengambil alih proses reshooting.
Biaya tambahan ini memaksa Warner Bros memotong biaya pemasaran dan bahkan menghilangkan pra-tayang.
Hasilnya, banyak orang yang bahkan tidak menyadari bahwa ada film bernama film Geostorm yang dirilis pada tahun 2017.
Meskipun mungkin tidak mencapai kesuksesan yang diharapkan, film Geostorm adalah film yang menghibur dengan skala bencana global yang besar.
Dalam akhirnya, apakah Anda menyukai film Geostorm ini atau menganggapnya sebagai kegagalan, film Geostorm mengingatkan kita tentang betapa rapuhnya planet kita dan pentingnya perhatian terhadap perubahan iklim yang terus berlangsung.
Mungkin ini adalah pengingat bahwa kita harus bergerak bersama untuk melindungi Bumi, tanpa perlu membangun satelit canggih yang mungkin berbalik menyerang kita. (*/CAM)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News