Standar Ganda FIFA dalam Sikapi Isu Politik: Berani Larang Rusia Tapi Takut dengan Israel, Dipertanyakan Sejumlah Politikus

<p>Ket. Foto: Loga Resmi yang Dimiliki oleh Federation Internationale de Football Association atau FIFA (Foto/Twitter/@FIFAcom)</p>
Ket. Foto: Loga Resmi yang Dimiliki oleh Federation Internationale de Football Association atau FIFA (Foto/Twitter/@FIFAcom)

Bola, gemasulawesi – Topik yang cukup panas dengan adanya pembatalan FIFA terhadap Indonesia selaku penyelenggara Piala Dunia U-20 2023.

FIFA sudah memutuskan secara mutlak atas pembatalan tersebut pada 29 Maret 2023 melalui laman resminya.

Indonesia diduga dibatalkan sebagai tuan rumah dalam event tersebut, sehubungan dengan sejumlah penolakan yang terjadi dari berbagai pihak yang menolak kedatangan dari Timnas Israel ke Indonesia.

Baca: Panglima Perang Lawan Covid 19 Seharusnya Bukan Menteri

Karena beberapa pihak mengungkapkan jika memperbolehkan Israel datang ke Indonesia, sama saja bakal bertentangan dengan konstitusi yang di pegang oleh negara ini.

Israel disebut sebagai negara yang penjajah, yang mana masih terus membantai rakyat Palestina dan merebut tanah mereka.

Tetapi FIFA hingga sekarang ini, meski melihat hal tersebut terus dilakukan oleh Israel. Federasi tertinggi dari sepakbola itu, tidak mengambil sikap tegas atau memberi hukuman larangan bagi tim Israel.

Baca: Menlu Retno Kecam Dua Politikus India Penghina Nabi Muhammad SAW

Berbeda dengan keputusan yang dilakukan oleh FIFA ketika melarang sejumlah atlet Rusia bertanding, karena belum lama ini pemerintah Rusia melakukan invasi ke Ukraina.

Menjadikan hal itu dipandang sebagai standar ganda oleh sejumlah politikus nasional di Indonesia. Yang mana menganggap FIFA tidak adil dalam menyikapi isu politik yang tengah berlangsung.

Dimana seharusnya jika ingin sama-sama sportif dan fair, seharusnya FIFA juga harus bisa memperhatikan bahwa Israel telah melakukan pelanggaran kemanusiaan.

Baca: Hasil Swiss Vs Israel: Menang Telak 3-0 Atas Israel, Supporter di Stadion Ramai Kibarkan Bendera Palestina Jelang Laga FIFA Matchday

Tetapi pada realitanya, Israel mendapat perlakukan yang cukup berbeda dari FIFA.

Hasto Kristiyanto selaku Sekretaris Jenderal dari PDIP menuturkan jika dirinya merasa heran dengan sikap yang dilakukan oleh FIFA.

Dimana federasi itu hanya berdiam diri, ketika ada Palestina yang menjadi korban kekejaman dari Israel.

Baca: Beda dengan Soekarno Pernah Tolak Israel, Jokowi Jamin Keikutsertaan dari Timnas Israel di Piala Dunia U-20

“Ada standar ganda dari FIFA, yang harus di kritisi. Rusia dihukum, tetapi dengan Israel FIFA tidak berani menghukum” kata Hasto Kristiyanto pada Senin, 27 Maret 2023.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Mustafa Kamal selaku Anggota DPR dari Fraksi PKS.

Dia menyebut jika FIFA benar-benar telah melakukan standar ganda terkait perbedaan reaksi terhadap Rusia dan juga Israel.

Baca: Delapan Warga Israel Dibunuh Saat Meninggalkan Sinagoge di Yerusalem Timur

Yang padahal selama bertahun-tahun malahan Israel terbukti menduduki wilayah dan menindas juga warga Palestina.

“Melihat standar ganda dari FIFA, Rusia baru dinilai melakukan aneksasi (terhadap Ukraina), sudah ditolak dalam Piala Dunia 2022. Ini (Israel) pernyataan pemerintahnya sangat diskriminatif, sangat rasialis” tutur Mustafa Kamal pada 28 Maret 2023.

Standar ganda dari FIFA itu juga sempat dipertanyakan oleh Yenny Wahid yang merupakan politikus sekaligus juga Ketua Umum dari FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia).

“FIFA setahu saya, masih melarang atlet Rusia untuk ikut bertanding. Bagi saya ini adalah standar ganda. Tidak diberlakukan, prinsip ekualitas dan inklusivitas yang setara untuk semua” tulis Yenny Wahid di instagramnya pada 27 Maret 2023.

Jika menurut pandangan dari Yenny Wahid seharusnya olahraga tak boleh dicampuri oleh kepentingan politik yang ada, karena kontestannya sepatutnya bisa terbuka oleh atlet dari berbagai negara mana saja.

Sebab atlet tidak ikut serta dalam melakukan kebijakan atau mengambil sikap negaranya di internasional. Atlet hanya mempunyai dunia serta urusan di olahraga saja.

Sepatutnya mereka tidak perlu juga dihukum atau tidak boleh mendapat larangan bertanding, sebab fokus atlet ialah berusaha mendapatkan prestasi terbaik.

Meski sedemikian rupa atas FIFA yang dianggap memiliki standar ganda dalam penentuan sikapnya, keputusan mutlak tetap berada di tangan mereka yang mana tak bisa diganggu gugat. (*/Anisa)

 

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News

...

Artikel Terkait

wave

Piala Dunia U-20 Batal Digelar di Indonesia, Asisten Pelatih Timnas Indonesia Ungkap Rasa Kecewanya

Bola, gemasulawesi – Nova Arianto selaku asisten pelatih dari tim nasional Indonesia mengungkapkan kekecewaannya, setelah adanya pengumuman resmi oleh FIFA yang mencabut Indonesia sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20 2023. Secara resmi FIFA telah membatalkan Piala Dunia U-20 yang semestinya bakal digelar di Indonesia, untuk bulan Mei nanti. Keputusan tersebut telah ditetapkan, setelah adanya pertemuan pada [&hellip;]

FIFA Resmi Batalkan Gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia, Erick Thohir Sebut Sudah Berjuang Secara Maksimal

Bola, olahraga – Kabar panas terkait Indonesia gagal menjadi tuan rumah dalam gelaran ajang Piala Dunia U-20 2023 ramai diperbincangkan, hal itu usai pihak FIFA dalam situs resminya mengkonfirmasi adanya pembatalannya. Padahal hari Rabu, 29 Maret 2023 Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI bahkan datang langsung ke Doha, Qatar untuk bertemu dan melakukan lobby dengan [&hellip;]

Plt Menpora Sebut Indonesia Berpotensi Kehilangan Total 39 Medali Emas di SEA Games 2023 Kamboja, Cabor Atletik dan Renang Ditarget Jadi Sumber Medali Baru

Olahraga, gemasulawesi – Muhadjir Effendy selaku Plt (Pelaksana tugas) dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mengungkapkan apabila Indonesia kemungkinan bakal kehilangan banyak medali emas yang potensial dalam SEA Games 2023. Hal itu telah dikalkulasikan oleh Kemenpora yang bertugas untuk menganalis dari setiap faktor. Adanya kemungkinan hilangnya medali emas itu karena sejumlah cabang olahraga andalan Indonesia, [&hellip;]

Wales vs Latvia: The Dragons Menangi Duel 1-0 Jadi Perpisahan Legenda Wales, Gareth Bale yang Resmi Pensiun dari Dunia Sepakbola

Bola, gemasulawesi – Wales dalam lanjutan laga kedua Grup D di Kualifikasi Euro 2024, berhasil menang tipis 1-0 atas Latvia pada 29 Maret 2023. Laga antara kedua tim berlokasi di Cardiff City Stadium, yang mana dimulai sejak jam 01.45 WIB. Gol yang dicetak oleh Wales berasal dari tandukan yang dilakukan oleh Kieffer Moore, menjadi satu-satunya [&hellip;]

Putra Daerah Asal Ambesia Parigi Moutong Ini, Bisa Tembus Tim Nasional Indonesia U-22 untuk SEA Games 2023 Kamboja

Bola, gemasulawesi – PSSI saat ini telah mulai melakukan pemanggilan sejumlah pemain, guna membela Tim Nasional Indonesia di ajang SEA Games 2023 di Kamboja. Salah satu pemain yang dipanggil oleh PSSI ialah Tri Setiawan, dia merupakan pemain yang berposisi gelandang di Persipal Palu. Dimana berasal dari Ambesia, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Ini merupakan pemanggilan di [&hellip;]

Berita Terkini

wave

Kapolres Parigi Moutong AKBP Hendrawan Agustian: Kami Akan Turunkan Tim Menyisir PETI Desa Tombi

Kapolres Parigi Moutong, AKBP Hendrawan Agustian, sebut akan turunkan tim untuk menyisir PETI di Desa Tombi.

Buntut Dugaan Pungli di PETI Desa Tombi, Polres Parigi Moutong Akan Panggil BPD dan Pemerintah Desa Setempat

Dugaan Pungli pemerintah desa Tombi terhadap pelaku tambang ilegal mendapat respon Polres Parigi moutong.

Dugaan Pungutan Liar Pemerintah Desa pada Penambangan Ilegal di Desa Tombi Mencuat

Setelah Sipayo, Giliran Desa Tombi coba melegalkan pungutan terhadap pelaku tambang ilegal yang tertuang dalam berita acara berkop surat BPD

Aroma Nepotisme dan Akal-akalan Anggaran di Proyek Rehab Ruang Wakil Bupati Menguat

Selain kejanggalan penganggaran pada rehab ruangan wakil bupati parigi moutong, indikasi nepotisme kini juga menguat.

Parah, Mendekati Batas Waktu Pekerjaan Deviasi Proyek Gedung Perpustakaan Parigi Moutong Malah Bertambah Jadi Minus 13 Persen

Bukannya terkejar, deviasi proyek pembangunan gedung perpustakaan malah menjadi minus 13 persen. Keseriusan kontraktor dipertanyakan.


See All
; ;