Kupas tuntas, gemasulawesi – Barongko pada awalnya merupakan makanan khas raja-raja pada masa pemerintahan dari Suku Bugis dan Makassar. Disajikan saat pesta-pesta adat. Sebelum atau saat pesta pernikahan adat, barongko biasanya disajikan didalam tempat bosara. Yang disajikan dengan juga kue-kue tradisional lainnya
Barongko dibuat dengan kepok dari pisang matang (Bugis: utti manurung). Cara pembuatannya bisa mengikuti langkah-langkahnya
- Kepok dari buah pisang matang diolah terlebih dihaluskan
- Kemudian adonan pisang dicampur dengan gula pasir
- Lalu tambahkan santan dan telur ayam
- Untuk menambah rasa, dicampurkan juga dengan irisan nangka (Bugis: panasa).
- Lalu membentuk pola bungkusan adonan
- kemudian adonan dituang ke dalamnya. Lalu itu kukuslah hingga matang.
Baca: Resep Unik Dan Cepat Kue Enak Dan Lezat Lemper Abon Sapi
Orang Bugis dan Makassar percaya bahwa barongko bukan hanya sajian tradisional dengan rasa yang kuat dan tetapi juga memiliki nilai filosofis. Dalam setiap upacara adat atau kegiatan resmi lainnya, barongko selalu disajikan untuk menjamu tamu kehormatan.
Dalam upacara pernikahan adat masyarakat Bugis Makassar, barongko merupakan kue utama. Sebagai kue utama, sebaiknya disajikan karena nilai filosofisnya. Barangku mua udoko (lingua bugis) kemudian disingkat Barongko, memiliki arti “barangku (milik) sendiri yang kubungkus”.
Karena berbahan baku pisang dan juga dibungkus dengan daun pisang. Bagi orang Bugis Makassar, istilah tersebut sangat sederhana dan memiliki nilai filosofis.
Baca: Auto Ngiler! Ini Dia 30 Makanan Khas Sulawesi yang Wajib Dicoba
Siri’ (Harga diri) merupakan nilai utama masyarakat Bugis. Oleh karena itu, membungkus atau menjaga harga diri merupakan nilai-nilai siri’. Tujuannya untuk menjaga harkat dan martabat diri sendiri dan keluarga.
Selain itu, arti lain dari barongko adalah apa yang dibungkus (adonan di pisang), sama dengan apa diluar (daun pisang). M
Yaitu:
- Dalam sebuah pernikahan, juga dimaknai sebagai awal dari keharmonisan untuk membentuk sebuah keluarga.
- Pasangan akan menjalin kerukunan jika keduanya sama-sama memiliki hati yang baik dan perilaku yang baik.
- Demikian pula barongko yang rasanya manis dan asin, juga memiliki makna sebagai pengharapan kemakmuran dalam kehidupan berumah tangga, baik sebagai pemberian rezeki maupun keturunan.
Baca: Makanan Tradisional Tiap Daerah di Indonesia
Yang menambah cita rasa Barongko juga ada hubungannya dengan nilai filosofis masyarakat Bugis dan Makassar. Ungkapan Bugis mengatakan “Iyyana kuala sappo unganna panasaé nabélona kanukué”, artinya kejujuran dan kesucian adalah pagar dalam rumah tanggaku. Unganna panasaé, yang disebut lempu, berarti kejujuran. Sedangkan nabelona kanukué adalah pacci atau pacing yang berarti kesucian.
Barongko telah ditetapkan sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia.
Putusan ini diberikan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan nomor 60128/MPK.E/KB/2017. Tujuannya untuk menghindari diklaim kekayaan dan identitas oleh negara lain. Diharapkan barongko akan terus berkembang dalam kehidupan masyarakat Bugis dan Makassar. (*/GLR)
Editor: Muhammad Irfan Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News