Berita sulawesi tengah, gemasulawesi– Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, akan mengawasi dana ratusan miliar rupiah pemulihan ekonomi Sulteng.
“Kami akan selalu memantau realisasi penyaluran dana penempatan milik pemerintah lewat program PEN itu. Dan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” ungkap Kepala OJK Sulteng Gamal Abdul Kahar, di Palu, Kamis 13 Agustus 2020.
Ia mengatakan, akan terus mengawasi implementasi kebijakan Peraturan OJK Nomor 11/POJK.03/2020. Tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Covid-19.
Tujuannya, untuk melaksanakan restrukturisasi dana kredit bagi debitur yang terdampak di Sulteng.
“Dana PEN harus diawasi secara ketat agar tepat sasaran. Maka, kami terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Himbara di wilayah Sulteng yang bertugas menyalurkan dana itu,” tegasnya.
Ia berharap, program itu berhasil membebaskan para penerima dana PEN yang merupakan pelaku UMKM terdampak Covid-19 di Sulteng dari jurang kebangkrutan dan usaha yang telah mereka rintis dapat tetap hidup dan berkembang.
Sementara itu, diketahui OJK mencatat hingga Juli 2020, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah menyalurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dana pemulihan ekonomi itu berbentuk kredit kepada debitur yang terdampak covid-19 di Provinsi Sulteng senilai Rp 723,04 miliar.
Rinciannya, dana di Bank Mandiri senilai Rp 100,14 miliar yang disalurkan kepada dua segmen yaitu kredit mikro Rp 38,63 miliar dan Small Medium Enterprise (SME) senilai Rp 61,51 miliar.
Selanjutnya, dana di Bank Rakyat Indonesia (BRI) senilai Rp 455,22 miliar bagi debitur yang merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Berikutnya, dana di Bank Negara Indonesia (BNI) Rp 93,80 miliar melalui penyaluran Kredit Bisnis Banking Rp 60,36 miliar.
Terakhir, dana Kredit Konsumer sebesar Rp33,45 miliar, serta Bank Tabungan Negara (BTN) senilai Rp73,88 miliar.
Sebelumnya, BPS Sulteng sebut perekonomian Sulteng di tengah pandemi virus corona (COVID-19) tumbuh positif pada semester I tahun 2020 tercatat sebesar 2,36 persen.
“Jika dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha, pertumbuhan terjadi hampir di semua lapangan usaha,” tutur Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, Dumangar Hutauruk.
Ia mengatakan, pertumbuhan kumulatif tertinggi terjadi pada lapangan usaha (LU) industri pengolahan sebesar 18,59 persen.
Pertumbuhan yang cukup tinggi, juga terjadi pada pertambangan dan penggalian yaitu tumbuh sebesar 10,10 persen.
Bila dilihat dari sumber pertumbuhannya, ekonomi Sulteng Semester I tahun 2020 terbesar disumbang LU industri pengolahan 2,40 persen.
Mengikut LU pertambangan dan penggalian 1,58 persen, disusul informasi dan komunikasi 0,40 persen.
“Serta jasa keuangan dan asuransi berkontribusi 0,15 persen,” singkatnya.
Ia menambahkan, LU lainnya memiliki andil kontraksi 2,18 persen yang meliputi antara lain LU transportasi dan pergudangan minus 1,08 persen, pertanian, kehutanan, dan Perikanan minus 0,49 persen serta konstruksi minus 0,31 persen.
Laporan: Muhammad Rafii/ Antara