Berita Kesehatan, gemasulawesi – Dinas Kesehatan Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, melaporkan belum temukan kasus gangguan ginjal akut pada anak di daerah tersebut, namun tetap siaga dengan fasilitas layanan kesehatan yang memadai.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Makassar dr Nursaidah Sirajuddin di Makassar, Jumat 21 Oktober 2022.
“Kami belum menerima laporan di Makassar dan berharap tidak ada anak di Makassar yang mengalaminya,” ucap dr Nursaidah Sirajuddin.
Dr. Nursaidah mengatakan, sejak merebaknya penyakit ginjal akut, pihaknya telah meningkatkan status siaga untuk memantau kasus tersebut dan meminta semua fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) untuk bersiap.
Ia menjelaskan jika ada warga atau anak-anak dengan gangguan ginjal akut, fasilitas kesehatan RSUD Daya cukup lengkap untuk menampung pasien yang mengalami ginjal akut.
Tidak hanya itu, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan jika ditemukan bukti penyakit ginjal akut.
“Seluruh fasilitas kesehatan saat ini standby, begitu ada pengaduan akan segera kami telusuri sambil berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan,” ucapnya.
Selanjutnya, pihak Anda juga telah mengeluarkan surat edaran yang mengacu pada keputusan Kementerian Kesehatan terkait kasus penyakit ginjal akut pada anak.
Ia mengatakan, setelah Kementerian Kesehatan mengeluarkan keputusan, kami melakukan hal yang sama agar mereka tidak memberikan obat dalam bentuk sirup kepada pasien untuk sementara waktu.
Nursaidah mengatakan surat edaran yang dikeluarkan untuk semua layanan kesehatan, termasuk rumah sakit, Puskesmas, dan apotek, itu karena kasus penyakit ginjal akut yang saat ini sedang viral.
Menurut dia, arahan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan tersebut merupakan langkah awal sebelum melakukan kajian mendalam mengenai penyebab gagal ginjal akut progresif atipikal, yang terutama menyerang anak-anak di Indonesia.
Baca: Realisasi Investasi Sulawesi Tengah Kuartal II Capai Rp 71 Triliun
“Anak-anak sedang diserang kasus gagal ginjal akut. Kami terus memantau perkembangannya dan meminta seluruh fasilitas kesehatan untuk tetap waspada bila ada warga yang mengalami gangguan kesehatan,” ucapnya.
Pihaknya masih menunggu arahan dari Kemenkes apakah semua obat sirup harus dihentikan. Tapi untuk saat ini, dia meminta semua obat sirup disimpan dulu.
Mengenai kasus penyakit ginjal akut progresif atipikal di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan 192 kasus pada Selasa 18 Oktober 2022. Peningkatan bulanan terbesar dalam kasus tercatat pada September 2022, dengan 81 kasus dilaporkan. (*/Ikh)
Baca: Parigi Moutong Matangkan Persiapan Lomba Maraton Internasional
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News
Editor: Muhammad Ikhsan