Internasional, gemasulawesi – Fakta terjadinya gempa bumi di Provinsi Gaziantep Turki yang menewaskan korban jiwa membuat hampir seluruh perhatian dunia berpusat pada negara yang dipimpin oleh Presiden Erdogan tersebut.
Fakta terjadinya gempa bumi di Provinsi Gaziantep Turki ini terjadi dihari Senin, 06 Februari 2023 sekitar pukul 04.17 pagi wilayah Turki atau jika di Indonesia sekitar pukul 08.17 WIB.
Fakta terjadinya gempa bumi di Provinsi Gaziantep Turki dari tanggal 6-7 Februari 2023 telah menewaskan korban jiwa kurang lebih 2.000 nyawa.
Baca: Update Perkembangan Gempa Turki: Lebih Dari 1700 Orang Tewas Akibat Gempa Turki
Pusat terjadinya gempa ini berada di wilayah bernama Kahramanras yang berjarak 33 km dari Provinsi Gaziantep.
Menurut sensus penduduk warga negara Turki yang berada di Provinsi Gaziantep berjumlah 2 juta orang ratusan ribu di antaranya adalah warga negara Suriah.
Seperti yang kita ketahui pada tahun 2011 terjadi perang saudara di negara Suriah sehingga membuat ratusan ribu dari warga negara tersebut mengungsi ke Provinsi Gaziantep Turki.
Baca: Gempa Susulan Kembali Terjadi di Turki 1500 Orang Tewas Akibat Gempa Tersebut
Fakta terjadinya gempa bumi di Provinsi Gaziantep membuat mata dunia penasaran termasuk penduduknya ada dari negara Suriah.
Diketahui bahwa jarak Suriah dengan Provinsi Gaziantep ditempuh dalam waktu 6 jam 1 menit melewati jalan negara Turki bernama D 850 atau Gaziantep – Kills Yolu.
Korban jiwa sebanyak 2.000 orang ini ditemukan di sekitaran daerah wilayah Turki Tenggara dan Suriah Utara.
Selain itu, guncangan gempa bumi ini juga dapat dirasakan oleh penduduk dari negara Republik Siprus dan negara Lebanon.
Menurut pakar ahli Chris Elders akan terjadi gempa susulan sampai sekitar 200 km di sekitaran daerah Tenggara Turki dan Anatolia Timur.
Di mana bagian Tenggara Turki dan Anatolia Timur ini berada di sepanjang garis patahan besar pusat terjadinya gempa.
Baca: Menteri PUPR Ajak Investor Turki Berinvestasi Infrastruktur di Indonesia
Chris Elders ini seorang pakar ahli dari School of Earth and Planetery Sciences Universitas Curtin Perth Australia.
Chris Elders juga mengatakan bahwa akan ada gempa susulan yang tidak kalah dahsyat dari sebelumnya karena kedangkalan-nya hanya 18 km dari permukaan bumi sehingga disebut sangat dangkal.
Gempa yang terjadi di Provinsi Gaziantep tidak hanya menimbulkan suara yang mengerikan untuk didengar namun mempunyai energi yang sangat besar jika dibandingkan dengan gempa yang berada di kedalaman kerak bumi.
Baca: Prediksi Portugal Vs Turki, Babak Play-Off Piala Dunia 2022
Seorang pakar gempa di Turki juga mendesak para pemerintah negara untuk memeriksa apakah terjadinya retakan di beberapa bendungan yang ada di kawasan Turki Tenggara tersebut.
Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi bendungan-bendungan yang ada di wilayah tersebut mengalami kejebolan atau tidak akibat gempa bumi ini sehingga tidak terjadi banjir bandang.
Karena sebagian wilayah Turki Tenggara berada di atas Lempeng bernama Anatolia di mana tempat itu mempunyai dua patahan besar.
Lempengan antara Anatolia Timur dengan Anatolia Utara lah yang menjadi penyebab terjadinya gempa bumi di Provinsi Gaizantep.
Karena letak geologis tersebut rawan terjadinya gempa apalagi zona-zona tersebut adalah zona yang paling aktif.
Presiden Erdogan juga telah mengirimkan Tim SAR ke daerah-daerah yang rawan terjadinya gempa di wilayah tersebut dan mengungsikan orang-orang di daerah tersebut ke tempat yang lebih aman.
Fakta terjadinya gempa bumi di Provinsi Gaziantep ini bukanlah kali pertamanya warga negara Turki tersebut merasakannya.
Pada tahun 1999 negara Turki juga diguncangkan gempa bumi dengan kekuatan 7,4 skala richter yang menewaskan 17.000 lebih nyawa dan 1.000 nyawa tersebut adalah penduduk ibu kota dari negara Turki yaitu Istanbul.
Fakta terjadinya gempa bumi di Provinsi Gaziantep saat ini membuat pemerintah Turki harus bergerak cepat untuk melindungi warga negaranya agar tidak terlalu banyak memakan korban jiwa. (*/Wulandari)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News