Makassar, gemasulawesi - Sebuah kejadian memilukan terjadi di SMPN 4 Kota Makassar, Sulawesi Selatan, yang memunculkan diskusi luas tentang perlunya perlindungan dan inklusi yang lebih baik di dunia pendidikan.
Kisah MR, seorang siswa difabel di SMPN 4 Kota Makassar yang menjadi korban bullying, telah menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian banyak pihak.
Dalam sebuah video berdurasi 11 detik yang beredar luas di media sosial, tampak sekelompok anak mengelilingi MR, siswa SMPN 4 yang memiliki kekurangan fisik.
Salah satu dari mereka menendang kepala MR sambil meneriakinya.
Video tersebut juga menunjukkan momen ketika seorang siswa memberikan perintah kepada MR untuk melompat.
Insiden ini mengejutkan banyak orang dan menyebabkan keprihatinan yang mendalam.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Muhyiddin Mustakim, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengonfirmasi kejadian tersebut kepada Kepala Sekolah SMPN 4, namun tidak ada informasi pasti mengenai kejadian tersebut karena telah terjadi sebulan sebelum video tersebut viral.
Meskipun demikian, pihak sekolah diinstruksikan untuk menindaklanjuti kasus bullying yang dialami MR dan memastikan agar MR tetap dapat melakukan aktivitas sekolahnya tanpa rasa takut atau tekanan.
Pihak Dinas Pendidikan juga bekerja sama dengan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPID) Sulawesi Selatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk menangani kasus ini.
Pentingnya inklusi dan perlindungan bagi siswa difabel menjadi sorotan utama dalam kasus ini.
Muhyiddin Mustakim menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut dan menekankan bahwa kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak terutama sekolah di Kota Makassar.
Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, juga mengambil langkah-langkah serius dengan meminta pihak terkait untuk menyelidiki masalah ini secara menyeluruh.
Korban bullying, dalam hal ini MR, harus menjadi perhatian serius dan mendapatkan perlindungan yang sesuai.
Keluarga MR juga telah melaporkan kasus ini ke Polrestabes Kota Makassar, dengan menunjuk lima siswa SMPN 4 sebagai terduga pelaku bullying.
Mereka mengungkapkan bahwa kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi dan bahwa pelaku juga sering memalak uang jajan milik MR.
Dari sisi pendidikan, Dinas Pendidikan Kota Makassar telah mengambil langkah untuk mendatangi keluarga MR, menyampaikan permintaan maaf, dan mengajak MR untuk kembali bersekolah.
Mereka juga memberikan teguran kepada pihak sekolah yang dinilai kecolongan dalam mengatasi kasus ini.
Beragam komentar netizen memadati unggahan di akun Twitter @_NeverAlonely yang geram dengan adanya aksi perundungan tersebut.
“Gak diajarin sama bapak ibunya dirumah mana perbuatan baik dan mana yg tidak baik dilakukan mungkin juga Mak bapaknya perilakunya jahat makanya anaknya ikut mencontoh perilaku orang tuanya,” tulis akun @ris***.
Kisah MR mengingatkan kita semua akan pentingnya membangun lingkungan pendidikan yang inklusif, aman, dan menghormati keberagaman.
Setiap siswa, termasuk siswa difabel, memiliki hak yang sama untuk belajar tanpa rasa takut atau diskriminasi.
Kasus seperti ini juga menjadi panggilan bagi kita semua untuk terus memperjuangkan pendidikan yang lebih baik, yang tidak hanya mengajarkan materi pelajaran tetapi juga nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. (*/Shofia)