Ekonomi, gemasulawesi – Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, menerangkan jika di dunia internasional, justru negara-negara dengan penduduk mayoritas non muslim telah mendapatkan keuntungan dan juga peluang dari pesatnya perkembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Dalam keterangannya hari ini, 6 Juni 2024, Wakil Presiden menyatakan jika Brazil, Australia dan Inggris berada di paling depan dalam ekspor produk makanan halal.
Ma’ruf Amin mengatakan jika dia menginginkan Indonesia ke depannya menjadi produsen halal terbesar di dunia dan bukan hanya menjadi konsumen halal terbesar di dunia.
Menurutnya, bahkan, yang paling besar untuk makanan halal ditempati oleh Brazil padahal sebagian besar penduduknya merupakan non muslim.
Dikutip dari Antara, dia menambahkan jika Korea Selatan dan Jepang juga konsisten dalam mengembangkan pariwisata ramah muslim.
Wapres mengakui dia pernah berkunjung ke Korea Selatan.
“Disana, mereka membangun kosmetik dan semuanya juga mendapatkan sertifikat halal dikarenakan ingin menguaasai pasar kosmetik dunia,” katanya.
Dia menekankan Indonesia jangan hanya memakainya saja, namun, juga melakukan produksi agar negara memperoleh keuntungan dari urusan halal tersebut.
Dalam keterangannya hari ini, 6 Juni 2024, dia juga menegaskan ekonomi dan keuangan syariah bukan hanya gagasan yang digaungkan untuk kepentingan umat Islam semata.
Namun, menurutnya, telah menjadi praktik yang diterima luas oleh semua kelompok masyarakat dikarenakan sifat dan hakikatnya yang bukan hanya untuk umat Islam.
“Tetapi, juga memiliki sifat inklusif dan juga mendepankan keadilan,” ujarnya.
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan sambutan di acara pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah atau KDEKS Papua Barat Daya yang bertempat di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, pada hari ini, 6 Juni 2024.
“Dan itu sebabnya, ekonomi dan keuangan syariah juga berkembang di negara-negara yang penduduknya mayoritas non-Muslim seperti di Inggris,” ucapnya.
Dia menambahkan bahkan untuk pendidikan keuangan syariah, Inggris juga adalah pusat pendidikan keuangan syariah.
“Di Inggris, banyak dari anak-anak Indonesia yang juga mengambil S-3 di Inggris dan sekarang juga banyak yang bekerja di Bank Indonesia dan juga Kementerian Keuangan,” paparnya. (*/Mey)