Nasional, gemasulawesi - Belakangan ini, kisah seorang peserta UTBK bernama Naufal menjadi viral di media sosial.
Naufal, yang merupakan penyandang tunarungu, menghadapi kesalahpahaman yang menyedihkan saat ujian.
Kisah Naufal menjadi viral di media sosial usai dibagikannya melalui cuitan di akun X @naunathz.
Kejadian bermula ketika Naufal bersiap mengikuti UTBK, sebuah ujian penting untuk masuk perguruan tinggi di Indonesia.
Sebagai penyandang tunarungu, Naufal menggunakan alat bantu dengar di telinganya.
Namun, saat tiba di lokasi ujian, ia merasa banyak peserta lain yang memperhatikannya dengan tatapan curiga.
Mereka tampaknya salah paham dan mengira alat bantu dengar yang dipakai Naufal adalah alat komunikasi yang digunakan untuk kecurangan atau bantuan dari pihak luar.
Naufal mendengar beberapa peserta yang membicarakan dirinya, mengomentari alat di telinganya.
Mereka mengira Naufal menggunakan joki atau bantuan teknologi untuk mencontek.
Merasa tidak terima dengan tuduhan tersebut, Naufal memilih untuk diam dan tidak bereaksi, karena ia tidak ingin terlibat dalam masalah sebelum ujian dimulai.
Untuk menghindari kecurigaan lebih lanjut, Naufal memutuskan untuk melepas alat bantu dengarnya saat ujian berlangsung.
Ini adalah keputusan sulit karena tanpa alat tersebut, pendengarannya sangat terbatas.
Namun, demi menjaga ketenangan dan fokus pada ujiannya, Naufal rela menghadapi kesulitan ini.
Setelah ujian selesai, ia segera memasang kembali alat bantu dengarnya, meskipun masih mendapat tatapan curiga dari beberapa peserta lain.
Pengalaman tersebut sangat menguras emosi Naufal. Ia merasa sedih dan tertekan, terlebih setelah mengetahui hasil ujian UTBK-nya yang tidak memuaskan.
Naufal tidak berhasil lolos SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes), dan hal ini semakin menambah beban mentalnya.
Meskipun demikian, Naufal tidak menyerah. Ia bertekad untuk mencoba jalur mandiri di universitas ternama seperti UI atau ITB.
Kisah Naufal menjadi viral dan menarik perhatian banyak orang di media sosial.
Banyak yang merasa simpati dan memberikan dukungan moral kepadanya.
Mereka berharap agar Naufal tetap semangat dan tidak menyerah dalam mencapai impiannya.
“Semangat anak muda, abaikan orang lain selama km memang benar, masa depan ada di genggaman tanganmu,” tulis akun @nik***.
Naufal berharap kisahnya bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
Kesalahpahaman yang dialaminya menunjukkan betapa pentingnya untuk tidak cepat berasumsi negatif terhadap orang lain, terutama terhadap mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Dengan lebih banyak empati dan pemahaman, lingkungan ujian dan pendidikan dapat menjadi tempat yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua peserta. (*/Shofia)