Palu, gemasulawesi – Menurut laporan, TNI dan Pemerintah Kota Palu membangun kolaborasi melalui Kodim 106/Palu dari sejumlah sektor.
Diketahui jika sektor-sektor tersebut diantaranya adalah pengelolaan lingkungan hidup, keamanan dan ketertiban masyarakat, serta aspek sosial lainnya.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah atau Setda Kota Palu, Usman, menyatakan keterlibatan berbagai pihak dalam mengatasi isu lingkungan adalah suatu hal yang penting untuk dilakukan.
“Karena tanpa kerja sama, maka akan sulit untuk menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif,” paparnya.
Dia menerangkan jika salah satu misi pembangunan Pemerintah Kota Palu adalah menjadikan wilayahnya sebagai kota yang rendah emisi karbon.
Usman menegaskan TNI dan Pemerintah Kota Palu membangun sinergitas yang bertujuan untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
“Ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kelangsungan makhluk hidup,” ujarnya.
Dalam keterangannya pada tanggal 13 Juni 2024, Usman menyebutkan perubahan iklim memberikan ancaman serius terhadap kehidupan.
“Dan karenanya, diperlukan kolaborasi dengan semua pihak untuk mengatasi masalah ini,” tandasnya.
Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan komunikasi sosial dengan aparat-aparat pemerintah di Kota Palu.
Lebih lanjut, Usman memaparkan jika menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK, kualitas udara Kota Palu pada pekan lalu menempati urutan pertama paling baik di Indonesia dengan indeks 22 poin.
“Ini menunjukkan pengelolaan lingkungan di Palu yang merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Tengah berdampak positif terhadap kelangsungan hidup,” katanya.
Dia menyampaikan jika penanganan kebersihan juga menjadi fokus utama pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas ekosistem lingkungan di wilayah perkotaan.
Menurutnya, dalam upaya penanganannya, Pemerintah Kota Palu juga melibatkan berbagai pihak, yang termasuk di dalamnya adalah TNI dan Polri.
Usman menyebutkan meski saat ini kondisi lingkungan di Kota Palu cukup baik, namun, pemerintah setempat tetap menyiapkan sejumlah langkah antisipasi.
“Langkah antisipasi tersebut jika misalkan situasi buruk terjadi yang berkaitan dengan krisis perubahan iklim, krisis kerusakan SDA dan kehilangan biodiversitas, serta krisis polusi dan limbah,” jelasnya. (*/Mey)